Kamis 21 Jul 2022 07:16 WIB

WHO Catat Penemuan 14 Ribu Kasus Cacar Monyet di Dunia

Kasus cacar monyet sebagian besar ada di Eropa, kebanyakan yang kena adalah gay/homo.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
 Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. WHO diagendakan menggelar pertemuan pada Kamis (21/7/2022) untuk menentukan apakah cacar monyet akan dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau tidak.
Foto: AP/Denis Balibouse/Reuters Pool
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. WHO diagendakan menggelar pertemuan pada Kamis (21/7/2022) untuk menentukan apakah cacar monyet akan dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau tidak.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, lembaganya sudah mengonfirmasi 14 ribu kasus cacar monyet di seluruh dunia. Sejauh ini, sudah lima kematian dilaporkan di Afrika.

Menurut WHO, sebagian besar kasus yang sudah terkonfirmasi ditemukan di Eropa. Kebanyakan individu yang terinfeksi adalah gay atau homoseksual.

Baca Juga

WHO diagendakan menggelar pertemuan pada Kamis (21/7/2022). Mereka bakal menentukan apakah cacar monyet akan dinyatakan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau tidak.

PHEIC merupakan tingkat siaga tertinggi WHO. Status demikian dapat digunakan untuk mendorong negara-negara bekerja sama dalam tindakan pencegahan seraya memperkenankan WHO merekomendasikan langkah-langkah relevan, misalnya peringatan perjalanan.

“Terlepas dari rekomendasi, WHO akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk mendukung negara-negara menghentikan penularan dan menyelamatkan nyawa,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (20/7/2022).

Akhir bulan lalu, otoritas kesehatan Uni Eropa telah membeli lebih dari 100 ribu vaksin cacar untuk menangani penyebaran kasus cacar monyet di benua tersebut. Menurut Komisi Eropa, sebanyak 5.300 dosis vaksin Bavarian Nordic A/S sudah dikirim ke Spanyol.

Portugal, Jerman, dan Belgia akan menerima dosis berikutnya. Proses pengiriman lebih lanjut dilakukan pada Juli dan Agustus. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement