Jumat 22 Jul 2022 05:40 WIB

Penyebab Banyak Jamaah Haji Kritis Pasca Armuzna 

Jamaah haji yang dibawa ke KKHI Makkah dalam keadaan kritis pasca Armuzna.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Penyebab Banyak Jamaah Haji Kritis Pasca Armuzna. Foto: Tim elektromedis PPIH Arab Saudi bidang kesehatan saat menyiapkan semua sarana dan prasarana peralatan kesehatan yang digunakan di pos kesehatan Armuzna. Semua peralatan ini sampai di lokasi pos kesehatan Armuzna pada 4-6 Juli 2022 dan kembali dibawa ke KKHI Makkah setelah selesai prosesi Armuzna, Kamis (30/6/2022). 
Foto: Republika/Ali Yusuf
Penyebab Banyak Jamaah Haji Kritis Pasca Armuzna. Foto: Tim elektromedis PPIH Arab Saudi bidang kesehatan saat menyiapkan semua sarana dan prasarana peralatan kesehatan yang digunakan di pos kesehatan Armuzna. Semua peralatan ini sampai di lokasi pos kesehatan Armuzna pada 4-6 Juli 2022 dan kembali dibawa ke KKHI Makkah setelah selesai prosesi Armuzna, Kamis (30/6/2022). 

IHRAM.CO.ID,MAKKAH—Pasca Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) pasien kritis yang dibawa ke Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah meningkat. Semua pasien yang dibawa ke KKHI Makkah dalam keadaan kritis sehingga perlu ditangani bahu-membahu oleh tim medis dengan isyarat code blue atau kode yang harus ditangani segera.

Code Blue merupakan isyarat yang digunakan dalam lingkungan rumah sakit yang menandakan adanya seseorang sedang mengalami serangan jantung (cardiac Arrest) atau sedang mengalami gagal nafas akut (Respiratory Arrest). Sehingga memerlukan pertolongan segera untuk menyelamatkan nyawanya,” kata penanggung jawab IGD KKHI Makkah dokter Andi Edi Surahmat saat ditemui Republika, Kamis (21/7/2022).

Baca Juga

Andi mengatakan, semua jamaah haji yang dibawa ke KKHI Makkah dalam keadaan kritis dengan diagnosa henti jantung (cardiac Arrest) setelah melakukan aktivitas berlebihan. Padahal petugas kesehatan telah mengingatkan jamaah haji agar tidak melakukan aktivitas berlebihan demi menjaga kesehatannya.

“Aktivitas berlebihan ini membuat mereka kelelahan sehingga memicu henti nafas,” katanya.

Andi merinci pasca Armuzna terhitung sejak, Kamis (13/7/2022) setidaknya ada sembilan jamaah haji dalam keadaan kritis dibawa ke KKHI Makkah. Tim medis dan paramedis langsung melakukan pertolongan pertama dengan resusitasi jantung paru (RJP) kepada jamaah haji.

“Dari sembilan jamaah haji kritisi yang kami lakukan RJP tiga meninggal, enam bisa bertahan dan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi,” katanya.

Sementara itu perawat jaga IGD KKHI Makkah Hariyanto mengatakan, kasus jamaah haji yang datang ke KKHI Makkah dalam kondisi kritis lebih banyak pada pasca Armuzna. Kasus terbanyak jamaah haji kritis adalah jantung.

“Kasus tertinggi jantung,” katanya.

Hariyanto mengatakan, berdasarkan pengakuan keluarga dan dokter kloternya, jamaah haji kritis yang dibawa ke KKHI Makkah karena kelelahan. Banyak jamaah haji Pasca Armuzna jamaah mengejar ibadah tanpa mempertimbangkan kondisi kesehatannya.

“Kami selalu mengingatkan agar jamaah selalu memanfaatkan waktu sebelum kembali ke Tanah Air,” katanya.

Hariyanto mengaku hal itu memang tidak mudah dilakukan, karena banyak program yang dibuat Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang mesti diikuti para jamaah haji. Misalnya ziarah ke tempat-tempat bersejarah di Makkah maupun di Madinah.

“Namun ada juga program dari KBIH yang terlalu mengejar ritual ibadah tanpa memperhatikan kondisi fisiknya jamaah. Ada yang sehari dua kali umroh atau bahkan target 50 kali umroh,” katanya.

Masalah lain kata dia yang menjadi penyebab jamaah kelelahan dan sampai dirujuk ke KKHI atau ke RSAS adalah menargetkan ibadah dengan berlebihan tanpa memperhatikan kemampuan fisiknya. Atau ada juga bagi sebagian dari jamaah, meninggal di Tanah Suci merupakan impiannya.

“Jadi sudah tidak peduli kesehatannya. Sehingga, banyak pasien yang kelelahan setelah melaksanakan ritual ibadah yang mengakibatkan kondisi kesehatan menurun, bahkan sampai kritis,” katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement