Jumat 22 Jul 2022 10:14 WIB

Rusia Ajukan Permintaan untuk Menutup Agensi Yahudi

Agensi itu mempromosikan imigrasi ke Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Pandangan umum menunjukkan blok perumahan dengan peralatan konstruksi di pemukiman Yahudi Tepi Barat Efrat, Kamis, 10 Maret 2022. Kementerian Kehakiman Rusia telah meminta Agensi Yahudi cabang Rusia ditutup.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Pandangan umum menunjukkan blok perumahan dengan peralatan konstruksi di pemukiman Yahudi Tepi Barat Efrat, Kamis, 10 Maret 2022. Kementerian Kehakiman Rusia telah meminta Agensi Yahudi cabang Rusia ditutup.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Kehakiman Rusia telah meminta Agensi Yahudi cabang Rusia ditutup. Menurut pengadilan Moskow, agensi tersebut merupakan sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan imigrasi ke Israel.

"Pengadilan menerima pengaduan administratif dari Kementerian Kehakiman yang meminta pembubaran organisasi 'Dukungan untuk hubungan dengan diaspora Yahudi, Agensi Yahudi Sokhnut'," kata juru bicara pengadilan Basmany di Moskow, Ekaterina Buravtsova, dilansir Aljazirah, Jumat (22/7/2022).

Baca Juga

Buravtsova mengatakan, permintaan itu dibuat setelah terjadi pelanggaran hukum. Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Situs website pengadilan distrik Basmanny mengatakan, Kementerian Kehakiman mengajukan permintaan pada 15 Juli, dan akan dibahas pada 28 Juli.

Pekan lalu, Kementerian Kehakiman Rusia mengatakan kepada kantor berita negara Ria Novosti bahwa, mereka melakukan pemeriksaan dokumen Agensi Yahudi antara 30 Mei dan 27 Juni. Tetapi kementerian tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang hasil pemeriksaan.

Agensi Yahudi itu didirikan pada 1929. Agensi ini memainkan peran kunci dalam pembentukan negara Israel pada 1948. Agensi tersebut mulai bekerja di Rusia pada 1989, atau dua tahun sebelum berakhirnya Uni Soviet. Setelah itu ratusan ribu orang Yahudi dari seluruh Uni Soviet pergi ke Israel. Saat ini, lebih dari satu juta warga Israel berasal dari Uni Soviet.

Upaya untuk menutup organisasi nirlaba Yahudi terbesar di dunia itu, menyusul kritik oleh Israel terhadap perang Rusia di Ukraina. Saat itu, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid menuduh Rusia melakukan kejahatan perang terhadap Ukraina. 

“Yahudi Rusia tidak akan disandera oleh perang di Ukraina.  Upaya untuk menghukum Badan Yahudi atas sikap Israel terhadap perang itu menyedihkan dan ofensif,” kata Menteri Urusan Diaspora Israel, Nachman Shai.

Surat kabar Jerusalem Post pada 5 Juli melaporkan, pihak berwenang Rusia mencurigai Badan Yahudi secara ilegal mengumpulkan data tentang warga Rusia. Pihak berwenang mengaitkan pengumpulan data itu dengan ketegangan antara Israel dan Rusia atas Ukraina dan Suriah.

Menurut data pemerintah Israel, sekitar 7.000 orang Yahudi beremigrasi dari Rusia ke Israel tahun lalu. Israel belum mengirim bantuan militer ke Ukraina. Namun mereka mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Hubungan tradisional antara Rusia dan Israel memburuk pada Mei, setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Adolf Hitler memiliki keturunan Yahudi. Hal ini memicu kemarahan di Israel. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement