Jumat 22 Jul 2022 13:38 WIB

Wagub DKI Minta 'Citayam Fashion Week' Bubar Jam 10 Malam

Permintaan pulang lebih awal agar tidak tertinggal transportasi umum malam.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus raharjo
Sejumlah remaja berpose di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Area sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas menjadi ruang publik favorit yang ramai didatangi oleh kalangan remaja dari daerah pinggiran Ibu Kota. Kedatangan mereka untuk menghabiskan waktu libur sekolah dengan bercengkrama bersama sahabat dan membuat konten media sosial. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah remaja berpose di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Area sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas menjadi ruang publik favorit yang ramai didatangi oleh kalangan remaja dari daerah pinggiran Ibu Kota. Kedatangan mereka untuk menghabiskan waktu libur sekolah dengan bercengkrama bersama sahabat dan membuat konten media sosial. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meminta para remaja yang berkumpul di 'Citayam Fashion Week', Dukuh Atas, Jakarta Pusat, agar membubarkan diri maksimal pukul 22.00 WIB. Dia menginstruksikan, petugas Satpol PP DKI Jakarta hingga Polda Metro Jaya, agar tidak segan membubarkan anak-anak tersebut jika melanggar aturan dan etika.

“Kami minta pukul 22.00 WIB sudah wajib pulang ke rumah, ini demi kebaikan mereka juga,” kata Riza dalam keterangan videonya, Jumat (22/7/2022).

Baca Juga

Dia menambahkan, peringatan itu sengaja dilakukan jelang akhir pekan mengingat kerumunan yang kerap melonjak. Bukan hanya fashion show di Dukuh Atas, lokasi lain seperti Taman Kota dan lainnya juga diminta mengikuti aturan tersebut.

“Kami apresiasi kreativitas keren ini, apalagi kalau menggunakan produk lokal, kami berikan dua jempol, tapi kami minta pukul 22.00 WIB sudah harus wajib pulang ke rumah,” jelas dia.

Menurutnya, alasan permintaan pulang lebih awal itu agar tidak tertinggal transportasi umum malam menuju rumah masing-masing. Utamanya, kata dia, bagi anak-anak yang bermukim di Citayam, Bojong Gede, dan daerah penyangga lainnya.

“Kami tidak ingin anak-anak sakit, alami kekerasan, dan perlakuan tidak pantas lainnya karena tidur di sembarang tempat,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement