Selasa 26 Jul 2022 09:09 WIB

Sleman Libatkan Petani Milenial dalam Pengentasan Kemiskinan

Dari petani muda ini akan muncul inovasi dan ide kreatif di sektor pertanian.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Sleman saat mengunjungi petani-petani milenial di Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan.
Foto: Dokumen
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Sleman saat mengunjungi petani-petani milenial di Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Sleman, DIY, menyambangi petani-petani milenial di Kalurahan Sumberharjo, Kapanewon Prambanan. Mereka merupakan petani-petani yang tergabung dalam Petani Milenial Sumber Taruna.

Kunjungan itu dilakukan saat petani milenial melakukan pembukaan dan pengolahan lahan demplot seluas 1,2 hektare yang disewa dengan proses urunan anggota kelompok petani milenial. Dalam diskusi, TKPK Sleman menyampaikan apresiasinya.

Ketua Petani Milenial Sumber Taruna, Mei Riyanto, berterima kasih atas kunjungan pemkab, Pemerintah Kalurahan, Tim Sepeda Mas, dan Jogja Kerja Kreatif. Ia menilai, kehadiran mereka menambah semangat anggota-anggota petani dalam menggarap lahan.

"Terima kasih selama ini terus membersamai kami petani-petani muda untuk nanti bisa sukses sesuai dengan tagline petani milenial maju, mandiri, dan modern," kata Mei.

 

Perwakilan Tim Sepeda Mas, Pramana, menyampaikan kesiapannya dalam mendampingi program petani milenial yang ada di Sumberharjo. Ia menekankan, yang dilakukan petani muda itu merupakan langkah awal perjuangan untuk mengentaskan kemiskinan.

Pramana menekankan, semua elemen yang memiliki tujuan yang sama dalam sektor pertanian bisa dilibatkan. Mulai kalangan akademisi, praktisi, dan organisasi. Ia menyatakan kesiapan untuk melakukan diskusi-diskusi program setiap tiga bulan.

"Baik itu tentang tantangan, kelemahan-kelemahan, dan peluang-peluang yang ada untuk kesejahteraan dan kemajuan petani," ujar Pramana.

Ketua TKPK Sleman, Danang Maharsa menuturkan, saat ini bidang pertanian memang jarang diminati generasi muda. Karenanya, ia mengaku akan terus mendampingi petani milenial dengan beberapa program seperti Sekolah Lapang Bawang Merah.

"Saya pribadi merasa bangga atas semangat dan keinginan dari teman-teman petani muda yang ada di Kalurahan Sumberharjo dan mau terjun di pertanian," katanya.

Sekolah Lapang Bawang Merah tersebut akan dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan budi daya penanaman bawang merah petani muda. Danang mengungkapkan, sekolah lapangan itu sudah didaftarkan dan bisa dimulai September mendatang.

Sebelum pelaksanaan Sekolah Lapangan (SL), Danang turut memberikan bantuan bibit jagung manis untuk ditanam selama rentang Agustus-September. Danang berharap, program ini bisa ikut mengentaskan kemiskinan di Sleman.

Khususnya, di Kapanewon Prambanan terlebih dulu. Ia menilai, pengentasan kemiskinan dari sektor pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam memutus mata rantai kemiskinan dengan memaksimalkan hasil pertanian.

Selain itu, dapat dilaksanakan dengan melakukan akselerasi program-program pertanian dari hulu sampai hilir. Danang menambahkan, semua elemen harus menjaga semangat dan tidak lelah belajar bertani agar mampu memaksimalkan hasilnya.

"Saya yakin, dari petani muda ini akan muncul inovasi dan ide-ide kreatif di sektor pertanian nantinya sehingga kesejahteraan masyarakat kita meningkat," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement