Selasa 02 Aug 2022 17:22 WIB

Kemenkeu: Pemulihan Domestik Kunci Kinerja Manufaktur Tumbuh 51,3 Persen

Peningkatan kinerja manufaktur sejalan dengan pembukaan lapangan kerja.

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga mengecat kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.  Kementerian Keuangan menyatakan pemulihan domestik menjadi faktor utama terciptanya kinerja positif manufaktur Indonesia. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers‘ Index (PMI) Manufaktur Indonesia sebesar 51,3 pada Juli atau meningkat dibandingkan 50,2 pada Juni 2022.
Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
Warga mengecat kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. Kementerian Keuangan menyatakan pemulihan domestik menjadi faktor utama terciptanya kinerja positif manufaktur Indonesia. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers‘ Index (PMI) Manufaktur Indonesia sebesar 51,3 pada Juli atau meningkat dibandingkan 50,2 pada Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan menyatakan pemulihan domestik menjadi faktor utama terciptanya kinerja positif manufaktur Indonesia. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers‘ Index (PMI) Manufaktur Indonesia sebesar 51,3 pada Juli atau meningkat dibandingkan 50,2 pada Juni 2022. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pemulihan domestik yang terus terjadi menjadi faktor utama dari kinerja positif manufaktur Indonesia. 

“Hal ini sejalan dengan pengendalian pandemi Covid-19 dan terakselerasinya tingkat vaksinasi penuh,” ujarnya, Selasa (2/8/2022).

Menurutnya tren penguatan ini turut dialami oleh beberapa negara seperti Malaysia 50,6 dan Thailand 52,4 sedangkan berbagai negara lain masih mengalami perlambatan, tapi tetap zona ekspansi, seperti Jepang 52,1; Vietnam 51,2; dan Filipina 50,8. Dari sisi lain, masih terdapat wilayah yang berada dalam zona kontraksi seperti Korea Selatan 49,8 dan Taiwan 44,6.

Febrio menjelaskan tren positif manufaktur juga diikuti dengan pembukaan lapangan kerja yang mencapai rekor tercepatnya dalam 10 tahun terakhir.

“Laju ekspansi ini sejalan dengan survei Bank Indonesia mengenai tren kapasitas produksi manufaktur yang meningkat dalam dua kuartal terakhir dan mulai mendekati level prapandemi,” jelasnya.

Menurut Febrio, peningkatan produksi terjadi seiring dengan permintaan konsumen domestik yang menguat.

“Permintaan dari sisi konsumsi ini akan terus dijaga agar kinerja manufaktur yang menguat ini dapat terus menopang pemulihan ke depan,” ucapnya.

Meski demikian, dia menegaskan dampak perlambatan ekonomi dunia perlu diwaspadai karena sejalan dengan proyeksi pertumbuhan perdagangan dunia dalam World Economic Outlook (WEO) yang direvisi minus 0,9 poin persentase pada 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement