Rabu 03 Aug 2022 13:45 WIB

Kosovo Kembali Buka Perbatasan dengan Serbia

Kosovo kembali membuka perbatasan Serbia, setelah sempat terjadi ketegangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Polisi berjaga di perbatasan Serbia.
Foto: smh.com.au
Polisi berjaga di perbatasan Serbia.

REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Kosovo kembali membuka perbatasan Serbia, setelah terjadi ketegangan beberapa waktu lalu. Semua barikade yang didirikan oleh warga Serbia yang tinggal di wilayah utara Kosovo telah disingkirkan.

"Barikade di jalan-jalan disingkirkan dan penyeberangan perbatasan Jarinje dan Brnjak dibuka untuk warga," kata Menteri Dalam Negeri Kosovo, Xhelal Svecla, dilansir Anadolu Agency, Rabu (3/8/2022).

Baca Juga

Svecia menambahkan, mereka menggagalkan serangan siber dan semua sistem pemerintah telah dilindungi. Presiden Serbia Aleksandar Vucic, mengomentari perkembangan terakhir di kawasan itu. Dia mengatakan kepada Radio dan Televisi Serbia, kedua pihak telah menghindari skenario terburuk.

“Beberapa jelas ingin melihat serangan Rusia ke Ukraina sebagai peluang.  Mereka mencoba membuat Serbia terlihat terhubung dengan Rusia dan menggambarkan Vucic sebagai 'Putin kecil' yang menarik reaksi Barat,” kata Vucic.

Vucic juga mencatat bahwa, dia akan melakukan perjalanan ke Brussel pada 18 Agustus untuk bertemu dengan Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti. Dia berpendapat bahwa, untuk mencapai perdamaian dengan Kosovo membutuhkan waktu panjang.

"Saya juga tidak akan tinggal diam ketika seseorang melintasi perbatasan melawan Serbia. Kosovo bukan negara merdeka, jadi tidak ada yang namanya serangan ke Kosovo.  Kosovo adalah bagian dari Serbia menurut hukum internasional,” ujar Vucic.

Uni Eropa mengundang Kosovo dan Serbia untuk melanjutkan pembicaraan di Brussels menyusul ketegangan atas aturan perbatasan baru. Juru bicara utama untuk urusan luar negeri Peter Stano meminta semua pihak untuk tetap tenang.

Stano memperingatkan, tindakan tidak terkoordinasi dan sepihak dapaat membahayakan stabilitas dan keamanan di lapangan, serta menghambat kebebasan bergerak semua warga. Stani menyerukan agar ketegangan segera dihentikan.

“Satu-satunya cara untuk menyelesaikan perselisihan apa pun adalah melalui dialog. Kami mengundang pemerintah (Kosovo dan Serbia) bertemu di Brussel untuk membahas jalan ke depan dalam menemukan solusi dan mencegah ketegangan seperti itu muncul kembali," ujar Stano.

Stano mengatakan, semua masalah terbuka antara Serbia dan Kosovo perlu ditangani melalui dialog yang difasilitasi Uni Eropa. Hal ini sangat penting untuk jalur kedua negara menuju keanggotaan Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement