Senin 08 Aug 2022 10:26 WIB

Roket Islam Jihad Jangkau Yerusalem Barat

Tembakan roket melumpuhkan sebagian Israel selatan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
  Warga memeriksa puing-puing bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan udara Israel, di Gaza, Sabtu, 6 Agustus 2022. Jet Israel menggempur target militan di Gaza saat roket menghujani Israel selatan, beberapa jam setelah gelombang serangan udara Israel di pantai kantong itu menewaskan sedikitnya 11 orang, termasuk seorang militan senior dan seorang gadis berusia 5 tahun.
Foto: AP/Adel Hana
Warga memeriksa puing-puing bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan udara Israel, di Gaza, Sabtu, 6 Agustus 2022. Jet Israel menggempur target militan di Gaza saat roket menghujani Israel selatan, beberapa jam setelah gelombang serangan udara Israel di pantai kantong itu menewaskan sedikitnya 11 orang, termasuk seorang militan senior dan seorang gadis berusia 5 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Milisi Palestina menembakan roket ke arah Yerusalem, tidak ada yang terluka dalam serangan itu tapi menandakan jangkauan dan tekad baru. Sementara Israel menekan serangan udara di Jalur Gaza dan memasukan orang Yahudi ke kompleks Masjid al-Aqsa.

Faksi Islam Jihan mengatakan mereka menyerang Yerusalem untuk membalas kematian salah satu komandannya Khaled Mansour, yang dibunuh Israel di Gaza selatan. "Darah syuhada tidak akan terbuang," kata mereka, Ahad (7/8/2022).

Baca Juga

Sekitar 30 warga Palestina, sepertiganya warga sipil, terbunuh dalam pertempuran di Gaza yang pecah Jumat (5/8/2022) lalu. Sementara tembakan roket melumpuhkan sebagian Israel selatan dan mengirimkan warga-warga di Tel Aviv dan Ashkelon ke tempat pengungsian.

Sistem pertahanan Iron Dome mencegah korban jiwa dan luka dari pihak Israel. Juru bicara angkatan darat Israel mengatakan angka keberhasilan pertahanan anti-rudal itu mencapai 97 persen.

Pertempuran terbaru ini membuat kekuatan dunia cemas dan Mesir mendesak agar gencatan senjata segera digelar. Namun langkah itu tidak bisa dilakukan sebab Hamas yang menguasai Gaza sejak 2007 melepaskan tembakan.

Palestina kembali dilanda pertempuran mematikan setelah perang 2008 sampai 2009, 2012, 2014 dan 2021. Warga menyisir reruntuhan rumah mereka untuk menyelamatkan furnitur dan dokumen-dokumen.

"Siapa yang menginginkan Perang? Tidak ada. Tapi kami juga tidak ingin tetap diam ketika perempuan, anak-anak dan para pemimpin dibunuh," kata seorang supir taksi di Gaza yang memperkenalkan diri sebagai Abu Mohammad.

"Mata dibalas mata," tambahnya.

Israel mengatakan mereka akan menghentikan tembakan ketika Islam Jihan melakukannya. "Diam akan dijawab dengan diam," kata juru bicara militer.

Terdengar suara bom-bom meledak di tengah udara di atas kota-kota sekitar 5 kilometer sebelah barat Yerusalsem. Saat orang Yahudi berpuasa dalam perayaan tahunan di dua kuil kuno yang terletak di kompleks Masjid al-Aqsa.  

Polisi menjaga kunjungan orang-orang Yahudi. Kunjungan yang dijadwalkan itu merupakan penghinaan pada orang Palestina.

Di media sosial muncul video yang menunjukkan sejumlah orang Yahudi melanggar peraturan dengan mencoba berdoa di komplek tersebut. Polisi menghentikannya dan jamaah muslim memprotesnya. Konfrontasi di lokasi itu turut memicu perang Hamas dan Israel pada Mei 2021 lalu.

Pada Jumat lalu Israel menggelar serangan yang digambarkan sebagai serangan pencegahan serangan Islam Jihad yang ingin membalas dendam penangkapan pemimpinnya di Tepi Barat. Penangkapan anggota kelompok itu berlanjut di daerah pendudukan tersebut.

Menteri Kehakiman Israel Gideon Saar mengatakan Islam Jihad merespon penangkapan itu dengan menembakan ratusan roket. Army Radio bertanya apakah serangan akan segera berakhir.

"Saya harap demikian, tapi saya tidak ingin menaruh harapan berlebihan pada itu, Jihan Islam ingin memperpanjang operasi ini, mereka akan menyesalinya," kata Saar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement