Rabu 17 Aug 2022 23:03 WIB

Pesan Kemerdekaan Menag: Isi Kemerdekaan dengan Kerja dan Bangun Negeri dengan Cinta

Menag mengajak segenap elemen bangsa mengisi kemerdekaan bersama-sama

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membacakan doa saat Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/8/2022). Sebanyak 4500 orang mengikuti Upacara Detik-Detik Proklamasi yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membacakan doa saat Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/8/2022). Sebanyak 4500 orang mengikuti Upacara Detik-Detik Proklamasi yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan Ke-77 pada 17 Agustus 2022. Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas mengajak jajarannya di Kementerian Agama (Kemenag) dan juga masyarakat Indonesia untuk mengisi kemerdekaan dengan kerja dan cinta.

"Mari mengisi kemerdekaan ini dengan kerja, kerja, dan kerja. Kita bangun negeri ini dengan hati dan cinta. Kita semua adalah penerus para pendiri bangsa menuju Indonesia yang maju dan damai," kata Menag usai mengikuti Upacara Detik-detik Proklamasi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/8/2022).

Baca Juga

Menag berpesan, khusus kepada ASN Kemenag di seluruh Indonesia agar membumikan semangat kemerdekaan dengan semangat menjalankan roda birokrasi secara efektif dan profesional. Menurutnya, birokrasi ke depan harus dijalankan dengan penuh inovasi dan kreativitas, tidak apa adanya.

"Kita harus berlari meningkatkan kualitas layanan publik, agar masyarakat semakin mudah dan cepat mengakses seluruh layanan yang ada," ujar Menag.

Menag menegaskan, ASN Kemenag harus berani berpikir out of the box dalam melahirkan kebijakan publik yang accessible. Tinggalkan cara kerja birokrasi yang mempersulit. Seharusnya yang sulit dipermudah, yang mudah dipercepat.

Dia mengatakan, Kemenag ke depan harus hadir dengan semangat layanan publik yang tidak hanya prima, namun juga ramah dan toleran. Layanan publik Kemenag harus hadir bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa melihat latar belakangnya.

"Bukan zamannya lagi layanan publik Kemenag memilah dan memilih siapa yang akan dilayani. Semua harus berpegang pada amanat UU sebagai abdi negara bahwa ASN hadir untuk melayani masyarakat, bukan untuk dilayani masyarakat," ujarnya.

Menag menegaskan, semua jajaran Kemenag dari pusat hingga daerah harus berada dalam satu barisan yang kokoh dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara. Tidak boleh masing-masing unit berjalan sendiri-sendiri. 

Semuanya harus satu komando, satu barisan dan satu langkah agar tujuan Kemenag dapat tercapai secara maksimal.

Kemerdekaan Indonesia, kata Menag, tidak diperoleh secara gratis. Ada banyak ceceran darah yang tumpah di bumi Nusantara, juga ribuan nyawa yang melayang selama perjuangan. 

Untuk itu, bertepatan dengan HUT ke-77 kemerdekaan Indonesia, ASN Kemenag harus memastikan dirinya sebagai teladan sosok nasionalis yang mampu menjabarkan keberagamaannya dalam bingkai NKRI, profesional, dan berintegritas.

"Tak boleh ada ASN Kemenag yang tidak sejalan dengan ideologi Pancasila, karena Pancasila merupakan kesepakatan para pendiri bangsa. Kita harus satu visi sebagai abdi negara, tidak boleh saling menjegal atau bahkan berselisih ideologi. Seluruh ASN Kemenag juga harus menjadi teladan dan penggerak bagi moderasi beragama di masyarakat yang tidak mempertentangkan antara semangat keagamaan dan kebangsaan," jelas Menag.

Menag yakin, ASN Kemenag memiliki loyalitas dan dedikasi untuk NKRI. Jajarannya juga mempunyai komitmen untuk menunaikan tugas negara dengan baik dan bertanggung jawab.

"Pastikan Kemenag hadir dan memberi solusi atas kebutuhan masyarakat. Selamat HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia. Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat," kata Menag.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement