Selasa 23 Aug 2022 12:18 WIB

Kuwait akan Pecat 750 Ribu Pekerja Mesir

Banyaknya jumlah pekerja Mesir di Kuwat menimbulkan rasisme.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Pekerja di Kuwait mengantre tes Covid-19 di depan Kementerian Kesehatan Kuwait. Kuwait mengumumkan akan memberhentikan 250 ribu pekerja Mesir mulai bulan depan.
Foto: EPA
Pekerja di Kuwait mengantre tes Covid-19 di depan Kementerian Kesehatan Kuwait. Kuwait mengumumkan akan memberhentikan 250 ribu pekerja Mesir mulai bulan depan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Kuwait mengumumkan akan memberhentikan 250 ribu pekerja Mesir mulai bulan depan. Negara tersebut juga akan mulai menangguhkan semua kontrak kerja dengan nonwarga negara.

Melansir laman Middle East Monitor, Selasa (23/8/2022), sekitar 500 pekerja Mesir lainnya akan kehilangan pekerjaan di Kuwait selama setahun ke depan. Negara Teluk tengah berupaya untuk menghapus semua pekerja asing lintas sektor.

Baca Juga

Dalam laporan Kuwait Times Februari lalu, sekitar 24 persen dari total tenaga kerja di Kuwait adalah warga Mesir. Ini menjadikan mereka kelompok ekspatriat terbesar di negara itu.

Untuk waktu yang lama, kelompok terbesar adalah pekerja India, tetapi menurut sumber yang sama pekerja India sekarang menjadi 23,7 persen dari angkatan kerja Kuwait. Laporan statistik oleh Biro Audit Negara, mengatakan bahwa hanya 22,3 persen dari tenaga kerja Kuwait dari 77,7 persen non-Kuwait.

Oleh karena banyaknya pekerja Mesir, rasisme pun muncul. Dua tahun lalu, video seorang pelanggan Kuwait menampar seorang kasir Mesir menjadi viral. Komentator mengatakan itu menggarisbawahi rasisme di negara itu terhadap pekerja Mesir. Pada tahun yang sama seorang pekerja Mesir ditikam sampai mati di Kuwait sementara seorang influencer Snapchat menyebut orang Mesir "pelayan kotor."

Pada 2020 parlemen Kuwait mengusulkan rancangan undang-undang untuk mengurangi jumlah pekerja asing di negara itu. Tujuannya adalah untuk menurunkan jumlah orang Mesir menjadi sepuluh persen.

Undang-undang menetapkan bahwa lembaga pemerintah tidak boleh memperbarui tempat tinggal pekerja asing. Keputusan untuk memberhentikan 750 ribu pekerja Mesir telah datang karena biaya hidup di seluruh dunia telah melonjak dan banyak keluarga telah berjuang untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok.

Tingkat pengangguran Mesir mencapai 7,2 persen tahun ini. Ekonomi negara Afrika Utara telah berjuang selama beberapa tahun terakhir karena korupsi yang meluas, setelah pandemi global virus corona hingga invasi Rusia ke Ukraina.

Pengiriman uang dari orang Mesir di luar negeri mencapai 31,5 miliar dolar AS pada tahun 2021 dan merupakan sumber utama mata uang asing. Ini pun menjadikannya penerima pengiriman uang terbesar kelima di dunia sebagian besar dari negara-negara Teluk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement