Selasa 23 Aug 2022 20:55 WIB

Konsep Air Mancur dalam Peradaban Islam

Air mancur dalam seni arsitektur Islam menduduki peranan penting.

Air mancur kuno di belakang gerbang timur Masjid Umayyah.
Foto: Sana
Air mancur kuno di belakang gerbang timur Masjid Umayyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Will Durrant dalam The Story of Civilization menggambarkan bagaimana konsep tata ruang rumah pribadi Muslim ketika itu mengenal konsep air mancur. Rumah-rumah orang miskin pada saat itu, seperti halnya sekarang, merupakan bangunan persegi panjang yang terbuat dari batu bata yang tidak terbakar dengan langit-langit yang terbuat dari campuran lumpur, kayu, pohon palem dan cabang, serta jerami.

Rumah-rumah itu entah bagaimana tidak melewatkan air mancur, kadang-kadang pohon, dan satu set kolam kayu serta koridor beratap antara ruang depan dan kamar.

Baca Juga

Beberapa desain air mancur tersebut, bisa dilihat di sejumlah bangunan bersejarah yang dibangun pada masa kejayaan Islam. Dengan karakteristik dan ciri khas tersendiri semakin menunjukkan perhatian risalah samawi ini terhadap keindahan dan seni.

Keelokan Kota Fez

Beberapa tahun yang lalu, penguasa Maroko membangun air mancur di Kota Fez. Menurut statistik yang dirilis pada waktu itu, ada sekitar 70 air mancur tradisional di jalan-jalan Fez, 400 air mancur di rumah-rumah, masjid, dan sekolah kuno.

Sumber-sumber sejarah mengatakan bahwa air mancur itu telah ada di kota kuno sejak abad ke-16. Mereka benar-benar digunakan untuk minum dan menyiram hewan dan kebun. Keberadaan mereka diyakini terkait dengan pola jaringan air yang rumit di Fez sekitar 10 abad yang lalu. Air mancur bukan sebuah pemborosan, melainkan bagian dari filosofi peradaban Islam dalam penggunaan air, yang berkaitan dengan aspek fungsional dan kesenangan spiritual sensual.

Fasilitas Umum di Barkan

Optimalisasi air mancur sebagai fasilitas umum, biasanya dikombinasikan dengan  dimensi simbolik, estetika, dan praktis. Contoh yang paling indah dari hal-hal kreatif, ada pada beberapa meter dari masjid.

Seperti, di negara-negara Balkan selama era Kekhalifahan Utsmani, yakni air mancur Masjid Koski Mohmmed Pasha, Masjid Hertdos Bey, Masjid Sinan Bey di Kaineng, Masjid Sultan Ismi di Baica, Masjid Mustapha Pasha di Skopje, Masjid Beg Khosrof Ghazi di Sarajevo, dan Masjid Alaja di Foca. Air mancur itu tidak hanya berfungsi sebagai tempat minum dan wudhu, tetapi juga mencuci.

Air Mancur Singa di Andalusia

Air Mancur Singa yang terletak di Istana al-Hamra, Andalusia, itu tidak hanya berfungsi sebagai jaringan air untuk memasok kebutuhan air di istana. Tetapi, juga sebuah seni karya patung yang menunjukkan keindahan peradaban Islam. Air terjun dikelilingi 12 singa dengan air mengalir keluar dari mulut mereka.

Air mancur itu digunakan sebagai penanda waktu. Ketika air terbang keluar dari hanya satu singa, saat itu pukul satu. Dan, jika keluar dari dua singa, saat itu pukul dua, begitu seterusnya. Namun, sistem ini rusak setelah kejatuhan Andalusia, Spanyol. 

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement