Rabu 24 Aug 2022 22:23 WIB

Mahasiswa Unpad Kembangkan Aplikasi Teman Disabilitas Lengkap Pertama di Indonesia

Indonesia belum ada program aplikasi fitur lengkap yang membantu teman disabilitas

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Seorang mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung asal Kota Sukabumi, Najma menjadi bagian dalam mengembangkan aplikasi teman disabilitas (TeDi) fitur lengkap pertama di Indonesia. Prestasi ini diapresiasi dengan pendanaan dari Google dan Kemendikbudristek sebesar 10 ribu dollar AS untuk melanjutkan pengembangan aplikasi.
Foto: istimewa
Seorang mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung asal Kota Sukabumi, Najma menjadi bagian dalam mengembangkan aplikasi teman disabilitas (TeDi) fitur lengkap pertama di Indonesia. Prestasi ini diapresiasi dengan pendanaan dari Google dan Kemendikbudristek sebesar 10 ribu dollar AS untuk melanjutkan pengembangan aplikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Seorang mahasiswi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung asal Kota Sukabumi, Najma menjadi bagian dalam mengembangkan aplikasi teman disabilitas (TeDi) fitur lengkap pertama di Indonesia. Prestasi ini diapresiasi dengan pendanaan dari Google dan Kemendikbudristek sebesar 10 ribu dollar AS untuk melanjutkan pengembangan aplikasi.

Dikutip dari laman www.unpad.ac.id/2022/08/tedi-aplikasi-penyandang-disabilitas-dengan-fitur-lengkap disebutkan ada dua mahasiswa Program Studi Statistika Fakultas MIPA Unpad menjadi tim pengembang aplikasi TeDi. Sebuah aplikasi aksesibilitas all-in-one pertama di Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan kehidupan penyandang disabilitas.

Baca Juga

Kedua mahasiswa tersebut yaitu Najma asal Kota Sukabumi dan Julio Fahcrel, yang merupakan lulusan terbaik program Bangkit Academy 2022 Kemendikbudristek. Pengembangan aplikasi ini bersama lulusan terbaik lainnya, yaitu Pratama Azmi Atmajaya (Universitas Telkom), Sang Bintang Putera Alam (Politeknik Negeri Jember), Gilang Martadinata (Universitas Presiden) dan Hazlan Muhammad Qodri (UPN Veteran Yogyakarta).

'' Secara pribadi bangga, karena ada perwakilan dari Kota Sukabumi yang bisa muncul sampai ke tingkat nasional, dan mudah-mudahan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman disabilitas,” ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, Rabu (24/8/2022). Dengan adanya aplikasi TeDi yang saat ini sedang dikembangkan tersebut, bisa membantu para penyandang disabilitas dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Sebab lanjut Fahmi, ternyata se-Indonesia belum ada program aplikasi fitur lengkap dalam membantu teman disabilitas. Sehingga oleh kementerian dan Google dinyatakan sebagai pemenang terbaik.

Fahmi mengatakan, pencapaian ini menunjukkan bahwa anak muda asal Kota Sukabumi mampu berprestasi di tingkat nasional. Sehingga ke depan akan terus dilakukan upaya mendorong anak muda dan pelajar untuk agar mengembangkan potensi dan bakatnya.

Di sisi lain Fahmi mengatakan, Pemkot Sukabumi terus berupaya mencukupi segala fasilitas yang mendukung kalangan disabilitas. Misalnya dengan membuat ruang-ruang terbuka yang ramah dan baik untuk lansia, maupun untuk disabilitas.

Terkait aplikasi TeDi, laman FMIPA Unpad menyebutkan sebagai aplikasi mobile pertama di Indonesia yang memiliki fitur lengkap untuk membantu tiga penyandang disabilitas, yaitu tunanetra, tunarungu, dan tunawicara. Proyek TeDi merupakan final capstone project yang diadakan Google Bangkit 2022 dan berhasil mengungguli 15 proyek terbaik setelah bersaing dengan 437 proyek yang masuk.

Atas keberhasilan ini, TeDi berhasil mendapatkan pendanaan dari Google dan Kemendikbudristek sebesar 10 ribu Dollar untuk melanjutkan pengembangan aplikasi. Pembuatan aplikasi TeDi ini juga dibantu dan diarahkan sejumlah dosen Unpad yaitu Anindya Apriliyanti Pravitasari, sebagai Ketua inkubasi, Rivani sebagai anggota inkubasi, dan Yusep Suparman sebagai anggota inkubasi.

Di mana, aplikasi ini menawarkan fitur “Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) Translator” untuk menerjemahkan bahasa isyarat, “Object Detection” untuk mendeteksi obyek sekitar, “Currency Detection” untuk mendeteksi mata uang, dan “Text Detection” untuk membaca sebuah teks. Ide pembuatan aplikasi TeDi berawal dari observasi tim dalam melihat kondisi inklusivitas di Indonesia.

'' Kami melihat berbagai permasalahan di Indonesia yang terjadi karena keterbatasan komunikasi dengan kelompok difabel serta masih adanya diskriminasi terhadap difabel,'' ungkap Najma. Kendati secara global, pemerintah dan organisasi internasional telah mendukung penuh kemajuan dan hak penyandang disabilitas, Indonesia nyatanya masih jauh dari kesan inklusif.

Salah satunya adalah belum adanya aplikasi yang memiliki fitur lengkap untuk mendukung beberapa jenis penyandang disabilitas.“ Kebanyakan aplikasi mobile hanya menyediakan fitur untuk satu jenis disabilitas saja,'' kata Najma.

Sedangkan menurut WHO tahun 2019, sebanyak 40 persen penyandang disabilitas memiliki lebih dari satu jenis disabilitas. Sehingga munculah ide membuat aplikasi all-in-one pertama yang mendukung beberapa jenis disabilitas yaitu aplikasi TeDi: Teman Disabilitas.

Fitur lengkap yang dimiliki TeDi saat ini tentunya akan terus dikembangkan. Ke depan, tim akan menambah fitur kosakata gerakan bahasa isyarat menjadi lebih banyak.

Selain itu tutur Najma, TeDi akan menghadirkan fitur baru berupa deteksi braille, belajar bahasa isyarat, pertolongan keluarga, serta fitur untuk disabilitas lainnya. TeDi juga akan bekerja sama dengan kegiatan peduli disabilitas dalam rangka pengembangan aplikasi dan wadah untuk menyosialisasikan manfaat dari aplikasi tersebut.

“ TeDi berharap dapat terus membantu orang-orang yang membutuhkan, khususnya penyandang disabilitas, agar dapat berkomunikasi dan melakukan kehidupan sehari-hari dengan lebih mudah,” kata Najma.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement