Selasa 30 Aug 2022 11:19 WIB

Menelusuri Struktur Bawah Tanah Hagia Sophia

Mendokumentasikan struktur bawah tanah Hagia Sophia adalah hal yang penting.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Kaligrafi Allah, Muhammad, dan gambar bunda Maria di Hagia Sophia.
Foto: google.com
Kaligrafi Allah, Muhammad, dan gambar bunda Maria di Hagia Sophia.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Terdapat struktur bawah tanah terbesar di Masjid Agung Hagia Sophia yang ikonik di Istanbul. Terowongan, ruang bawah tanah, dan struktur makam bawah tanah menjadi saksi sejarahnya yang megah di bawah ikon Turki ini.

Profesor arsitektur dan desain di Fatih Sultan Mehmet Foundation University yang berbasis di Istanbul Hasan Firat Diker mendokumentasikan terowongan dan gorong-gorong bawah tanah itu. Tempat ini telah berusia 1.500 tahun.

Diker dan timnya memetakan secara 3D terowongan dan gorong-gorong di bawah dan sekitar Hagia Sophia. "Kami bertujuan untuk mendokumentasikan infrastruktur Hagia Sophia, serta suprastrukturnya, dalam arti arsitektural dan untuk meningkatkan kesadaran untuk menghilangkan masalah yang ada,” katanya menunjukkan struktur bawah tanah bersejarah kepada tim Anadolu Agency.

Meneliti, melestarikan, dan mendokumentasikan struktur bawah tanah ini adalah hal yang penting. Upaya ini, menurut Diker, dapat melindungi bangunan yang terkait dengannya dan mengungkap struktur bawah tanah lainnya di kota yang terkait.

Diker menjelaskan, Hagia Sophia merupakan gereja terbesar yang dibangun oleh Kekaisaran Bizantium di Istanbul dan telah dibangun tiga kali. "Pembangunan Hagia Sophia yang bertahan hingga saat ini dimulai pada tahun 532 dan selesai pada tahun 537,” katanya.

Menurut Diker, ruang utama di gedung ini dilapisi batu bata pada empat lengkungan yang didukung oleh empat tembok antara sela. "Struktur makam, terletak tepat di depan fasad timur laut Hagia Sophia, empat meter di bawah tanah. Struktur ini, yang dikenal sebagai 'Hippoje', bukanlah infrastruktur bawah tanah yang dibangun selama pembangunan Hagia Sophia, ini adalah struktur bawah tanah berasal dari abad keempat. Struktur ini adalah karya arsitektur tertua yang dapat ditemukan di sekitar Hagia Sophia," ujarnya.

Hagia Sophia pun pernah terkena air hujan yang tidak terkendali sebelum dibersihkan. Diker menyatakan, bahwa sekitar empat ton puing dan lumpur dievakuasi dalam lingkup pekerjaan pembersihan yang dilakukan tahun lalu.

Hasil dari pembersihan itu memperhatikan bahwa ada struktur ruang bawah tanah dua meter di bawah taman di depan fasad barat laut. Diker menjelaskan, itu adalah ruang infrastruktur atrium asli Hagia Sophia.

Sebagian besar ruang bawah tanah Hagia Sophia dibangun untuk saluran air dan ventilasi. Diker mengaku, masih sangat sulit untuk melintasi terowongan karena ruang yang sempit.

“Bahkan bernapas pun tidak mudah di terowongan ini… Ketika Anda memikirkan waktu pembuatannya, kami dapat memahami betapa sulitnya orang bergerak di tempat gelap ini dan tidak mungkin menggunakannya untuk tujuan lain,” ujar Diker.

Hagia Sophia berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun dan 86 tahun sebagai museum. Namun dari 1453 hingga 1934, sekitar hampir 500 tahun, tempat ini merupakan masjid.

Pada 1985, Hagia Sophia ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO. Tempat ini adalah salah satu tujuan wisata utama Turki dan tetap terbuka untuk pengunjung domestik dan asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement