Senin 05 Sep 2022 21:52 WIB

PBNU Gelar Pertemuan Perdana R20 Bersama Kedubes dan Pimpinan Ormas

Pertemuan perdana itu sangat strategis sebab membahas prioritas dan rencana kerja R20

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan saat puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-99 Nahdlatul Ulama di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis (17/2/2022). Harlah ke-99 NU itu mengusung tema Menyongsong 100 Tahun NU Merawat Jagat Membangun Peradaban.
Foto: Antara/Vina
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan saat puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-99 Nahdlatul Ulama di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis (17/2/2022). Harlah ke-99 NU itu mengusung tema Menyongsong 100 Tahun NU Merawat Jagat Membangun Peradaban.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar pertemuan pertama Forum Religion (R20) bersama sejumlah perwakilan Kedutaan Besar negara anggota G20 dan pimpinan lembaga dan organisasi masyarakat di The Ritz Carlton Jakarta, Senin (5/9/2022). 

Ketua Umum (Ketum) PBNU, KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, pertemuan perdana itu sangat strategis sebab membahas prioritas dan rencana kerja R20 dalam mewujudkan visi agama sebagai sumber solusi global, menebar nilai moral dan spiritual.

Baca Juga

“Ini sangat penting, seperti mengembalikan fungsi agama dalam pentas diplomasi internasional,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Yahya dalam siaran pers PBNU, Senin (5/9/2022).

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang ini menjelaskan, forum agama internasional yang digagas NU akan mengajak masyarakat untuk melakukan rekognisi persoalan sosial yang kerap dipicu oleh agama. 

“Agama cenderung sebagai basis kompetisi di tengah masyarakat. Kita ingin berbicara secara jujur bagaimana agama bisa berhenti menjadi bagian dari masalah,” ucap dia.

“Diakui atau tidak, agama ini merupakan bagian dari masalah. Beberapa konflik dilatarbelakangi masalah agama,” imbuhnya.

Untuk itu, Gus Yahya menilai forum pertemuan pemimpin-pemimpin agama itu diharapkan bisa menjadi solusi dalam menjawab problem sosial keagamaan dalam skala global. 

“Bagaimana kemudian mulai menjadi solusi. Kita harus tetap sopan, tapi harus terus terang kalau kita ada masalah (soal agama),” kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement