Selasa 06 Sep 2022 09:25 WIB

Calhaj Tahun Depan Diingatkan Jaga Kondisi Istitha'ah Sejak di Daerah

Petugas kesehatan haji daerah harus memeriksa calhaj sejak dini.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR kepada calon haji di area Masjid Pusdai, Kota Bandung, Selasa (28/6/2022). Calhaj Tahun Depan Diingatkan Jaga Kondisi Istithaah Sejak di Daerah
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR kepada calon haji di area Masjid Pusdai, Kota Bandung, Selasa (28/6/2022). Calhaj Tahun Depan Diingatkan Jaga Kondisi Istithaah Sejak di Daerah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Calon jamaah haji (calhaj) yang akan berangkat tahun depan diingatkan untuk memastikan kondisi istithaah kesehatannya sempurna sejak di Tanah Air. Untuk itu, penting bagi calhaj diperiksa kesehatannya sejak dini, mulai di tingkat kecamatan, kota/kabupaten, hingga provinsi.

"Pertama, yang harus diantisipasi dulu di setiap provinsi, kabupaten dan kecamatan itu melakukan pemeriksaan dini. Mulai sekarang sudah dideteksi pihak dinas kesehatan (dinkes) di provinsi masing-masing di seluruh Indonesia," kata Petugas Haji Daerah (PHD) Aceh, Jamaluddin Affan, dikutip di situs Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Petugas kesehatan haji daerah di tingkat kabupaten/kota sampai kecamatan disebut harus melakukan pemeriksaan sejak dini. Pemeriksaan terhadap jamaah haji ini harus betul-betul mendetail, diperiksa secara menyeluruh.

Setelah melakukan deteksi dini, selanjutnya pihak kesehatan daerah mengumpulkan data-data tentang riwayat penyakit bawaan dari calon jamaah haji itu sendiri. Hal ini mulai dari riwayat pribadi ataupun dari keturunan.

Pihak kesehatan daerah juga disebut harus bertanya tentang penyakit bawaan, sekaligus jamaah haji betul-betul terbuka menyampaikan riwayat penyakitnya. "Kemudian juga harus disinergikan dengan pihak Kementerian Agama, karena yang paling menyentuh daripada jamaah calon jamaah haji itu sendiri yaitu Kementerian Agama lewat KUA," lanjut dia.

Jamaluddin mengatakan, dalam mengawal kesehatan jamaah haji harus ada pendampingan. Hal ini dimaksudkan agar jamaah betul-betul terbuka dan menyampaikan apa adanya, terkait keluhan penyakit mereka.

Menurutnya, harus ada tokoh masyarakat yang dihormati atau yang disegani oleh calon jamaah, agar mereka mau terbuka menyampaikan kondisi kesehatannya. Pemantauan kesehatan jamaah sejak dini disampaikan pernah diusulkan di daerah Aceh. Sistem kesehatan haji ini dimulai sejak daerah, melalui dinkes dan kantor kesehatan pelabuhan (KKP).

Tujuan skema tersebut adalah untuk mencegah atau meminimalisir jamaah terpapar sakit bawaan yang ada di Indonesia sampai di Tanah Suci. "Itu yang harus dilakukan, saya pikir. Kemudian, setelah ada pemeriksaan awal harus ada rutinitas pemeriksaan kepada seluruh calon jamaah haji, agar mereka bisa berubah secara kontinuitas kalau ada penyakit," ujar dia.

Lebih lanjut, ia menyebut pemeriksaan sejak dini di daerah dirasa penting, untuk mendeteksi beberapa penyakit berat seperti TBC, ataupun sakit bawaan seperti Paru, Jantung dan penyakit lain yang mengganggu kelancaran jamaah beribadah di Tanah Suci.

Terakhir, pihak lembaga terkait seperti dinkes atau rumah sakit, ataupun lembaga-lembaga lain, disebut harus merekomendasi supaya jamaah dengan penyakit bawaan ini betul-betul berobat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement