Rabu 07 Sep 2022 09:37 WIB

Bertemu IATA, Menhub Ajak Maskapai Internasional Perluas Penerbangan di RI

IATA mengapresiasi dukungan Menhub terhadap komunitas penerbangan internasional

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerima audiensi para delegasi dari Asosiasi Perusahaan Penerbangan Internasional atau International Air Transport Association (IATA). Dalam pertemuan tersebut, Menhub membahas peningkatan kerja sama dengan IATA dalam memulihkan industri penerbangan.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerima audiensi para delegasi dari Asosiasi Perusahaan Penerbangan Internasional atau International Air Transport Association (IATA). Dalam pertemuan tersebut, Menhub membahas peningkatan kerja sama dengan IATA dalam memulihkan industri penerbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerima audiensi para delegasi dari Asosiasi Perusahaan Penerbangan Internasional atau International Air Transport Association (IATA). Dalam pertemuan tersebut, Menhub membahas peningkatan kerja sama dengan IATA dalam memulihkan industri penerbangan.

“Kolaborasi dengan IATA selama ini sudah berjalan dengan baik. Ke depannya akan terus diperkuat dalam upaya bersama memulihkan industri penerbangan yang mulai bangkit dari pandemi Covid-19,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (6/9/2022). 

Dia menjelaskan selama ini sejumlah kerja sama dengan IATA telah dilakukan. Beberapa diantaranya terkait kelestarian lingkungan di sektor penerbangan, penguatan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, pelatihan khusus terkait pengelolaan bisnis di sektor penerbangan, dan lain sebagainya. 

“Ke depan kami meminta IATA untuk bisa memberikan kuliah umum kepada para taruna-taruni sekolah penerbangan di lingkungan Kemenhub. Hal ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan para taruna-taruni tentang bisnis penerbangan,” tutur jelas Budi. 

Budi juga mengajak maskapai internasional untuk menerbangi sejumlah bandara internasional yang ada di Indonesia untuk penumpang maupun kargo. Bandara tersebut seperti Bandara Soekarno Hatta, Bandara Kertajati (penerbangan umroh dan kargo), Bandara Juanda, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Hang Nadim, Bandara Sam Ratulangi, Bandara Zainuddin Abdul Madjid, Bandara Kualanamu, Bandara Hasanuddin, Bandara Yogyakarta, Bandara Sultan Iskandar Muda, Bandara Minangkabau, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Bandara Sultan Syarif Kasim II, dan Bandara Sentani (penerbangan kargo).

Sementara itu, Regional VP IATA Phillip Goh menyampaikan apresiasi kepada Menhub dan jajaran Ditjen Perhubungan Udara yang selama ini telah berkontribusi mendukung pemulihan industri penerbangan. Khususnya pemulihan sektor penerbangan skala nasional maupun global. 

“Dukungan pemerintah Indonesia melalui Kemenhub sangat diapresiasi oleh komunitas penerbangan internasional, khususnya kesigapan dalam memitigasi masalah-masalah yang dihadapi industri penerbangan,” tutur Phillip.

Phillip menyatakan pihaknya akan terus memperkuat kerja sama dengan pemerintah Indonesia. Khususnya untuk bersama-sama menghadapi tantangan di industri penerbangan.

Dalam pertemuan tersebut, delegasi IATA memaparkan informasi terbaru terkait industri penerbangan global, dimana momentum pemulihan lalu lintas penerbangan global mulai menguat. Pada Juni 2022, lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70 persen jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi (tahun 2019). Dengan rincian, lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81 persen dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65 persen.

IATA juga mengatakan pemulihan di sektor penerbangan di kawasan Asia Pasifik bisa berlangsung lebih cepat namun masih terhambat beberapa hal. Khususnya hambatan kurangnya kapasitas pesawat dan sumber daya manusia akibat dampak pandemi Covid-19. IATA menyebut permasalahan tersebut dihadapi oleh sejumlah negara, dimana permintaan penerbangan terus meningkat melampaui jumlah kursi yang tersedia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement