Kamis 08 Sep 2022 16:44 WIB

Gelombang Flu Burung Baru Timbulkan Kekhawatiran di Prancis

Ribuan burung laut mati di sepanjang pantai barat Prancis dalam beberapa pekan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Puncak tebing pulau Rouzic yang berangin seharusnya penuh dengan gannet atau burung laut, tetapi gelombang flu burung di pantai Atlantik Prancis musim panas ini telah menurunkan jumlahnya.
Foto: AP/Ariel Schalit
Puncak tebing pulau Rouzic yang berangin seharusnya penuh dengan gannet atau burung laut, tetapi gelombang flu burung di pantai Atlantik Prancis musim panas ini telah menurunkan jumlahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, PULAU ROUZIC -- Puncak tebing pulau Rouzic yang berangin seharusnya penuh dengan gannet atau burung laut, tetapi gelombang flu burung di pantai Atlantik Prancis musim panas ini telah menurunkan jumlahnya. Kondisi ini membuat para konservasionis dan peternak unggas khawatir.

Ribuan burung laut telah mati di sepanjang pantai barat Prancis dalam beberapa minggu terakhir karena infeksi virus yang biasanya menyerang selama berbulan-bulan musim gugur dan musim dingin. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran itu mungkin telah menjadi risiko sepanjang tahun dan endemik bagi satwa liar Prancis.

Baca Juga

"Flu burung menyerang burung laut di musim semi dan musim panas, yang benar-benar baru. Secara tradisional flu burung terutama menyerang unggas air selama musim dingin," ujar direktur suaka burung kepulauan Sept-Iles yang mencakup pulau Rouzic, Pascal Provost.

Peristiwa penyebaran ini pun menimbulkan bahaya bagi industri unggas Prancis, terbesar kedua di Uni Eropa (UE). Wilayah ini terpaksa memusnahkan lebih dari 19 juta unggas antara November dan Mei karena flu burung.

Setelah jeda singkat dalam wabah peternakan pada Mei, pemerintah Prancis melonggarkan pembatasan peternakan unggas pada bulan Juni. Namun, segera setelah virus menyerang kawanan ternak di sepanjang pantai Brittany, perlahan menyebar ke selatan.

Rouzic adalah rumah bagi salah satu koloni langka gannet utara di dunia. Para ahli mengatakan, flu burung menyerang ternak sejak awal Juli, membunuh hewan dewasa dan membuat anak ayam menderita.

Laporan Kementerian Peternakan, sejak akhir Juli, tujuh wabah flu burung baru telah dikonfirmasi di peternakan Prancis. "Situasinya luar biasa, tidak pernah ditemui di Prancis sebelumnya, karena skalanya dan periode ketika kasus terdeteksi," katanya memperingatkan tentang risiko kontaminasi ke peternakan unggas.

Kelompok industri Anvol menyatakan, peternak unggas Prancis masih belum pulih dari wabah sebelumnya dan pemusnahan massal yang mengikutinya. Sebelum wabah terbaru telah menghadapi penurunan hampir 10 persen dalam produksi tahun ini.

"Sebelumnya, wabah flu burung disebabkan oleh burung yang bermigrasi, tetapi sekarang kita melihat bahwa semakin banyak kasus di satwa liar Prancis. Ini baru dan mengkhawatirkan para petani dan seluruh industri unggas", kata ketua Anvol Jean-Michel Schaeffer.

Flu burung biasanya ditularkan melalui kotoran burung liar yang bermigrasi atau kontak langsung dengan pakan, pakaian, dan peralatan yang terkontaminasi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement