Kamis 08 Sep 2022 17:15 WIB

Rektor UINSU: Bangsa Indonesia Dididik tak Saling Benci

Salah satu isu dunia yang merebak satu dekade terakhir adalah Islamofobia.

Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bangsa Indonesia adalah bangsa beragam yang terdiri banyak banyak ras, suku, dan agama. Dengan Bhinneka Tunggal Ika, segala perbedaan itu melebur menjadi satu kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, seluruh anak bangsa wajib mewaspadai berbagai adu domba yang berpotensi menimbulkan konflik. 

"Bangsa kita tidak dididik untuk membenci satu sama lain. Bahkan sebelum Indonesia jadi suatu negara, sebenarnya kerajaan-kerajaan, etnis-eetis, dan kekuatan agama di Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika memiliki jiwa kegotongroyongan. Itulah yang membuat tidak seperti masyarakat di bagian dunia lain yang saling membenci," ujar Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, Prof Syahrin Harahap di Medan, Selasa (6/9/2022).

Ia menilai, sebenarnya Islamofobia adalah istilah yang dikirim ke Indonesia untuk mengobok-obok masyarakat Indonesia. 

"Begini kita sering mengatakan bahwa Pancasila itu adalah kita. Itu artinya bahwa Pancasila digali dari kepribadian bangsa kita. Apabila kita mengembangkan kepribadian kita, yang notabene adalah pesan-pesan yang terkandung dalam Pancasila, maka sebenarnya kita tidak akan saling membenci. Dengan demikian Islamofobia tidak cocok dengan bangsa Indonesia," kata Syahrin.

Syahrin menegaskan, di Indonesia itu tidak ada pikiran tingkah laku atau kata-kata dari umat Islam yang sampai menyakiti orang lain. Tetapi yang terjadi ada orang-orang tertentu yang merasa kepentingan pribadinya terganggu, bukan kepentingan agama atau komunitas atau bangsa, tapi kepentingan dirinya yang terganggu, lalu dia memperlihatkan sikap Islamofobia.

"Salah satu isu dunia yang merebak satu dekade terakhir adalah Islamofobia, kebencian terhadap Islam. Sebenarnya muncul pertama kali di bagian benua lain, terutama Eropa. Mengapa Islamofobia muncul? Karena ada orang-orang tertentu yang tersinggung dengan umat Islam, perilaku dan lain-lain yang dianggap mengganggu orang lain. Tetapi perilaku itu sebenarnya bukan datang dari Islam atau umat Islam tapi orang yang minim pengetahuannya tentang Islam," paparnya.

Syahrin mengakui, kecenderungan Islamofobia merebak ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, tidak bisa hindarkan. Pasalnya, situasi di suatu benua tertentu akan berpengaruh ke benua lain. Seperti negara-negara Asia tenggara, termasuk Indonesia, juga mengalami imbas dari isu Islamofobia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement