Senin 12 Sep 2022 19:45 WIB

Menelusuri Jalur Haji Mesir

Jalur haji Mesir bertahan selama berabad-abad.

Rute kafilah haji ke Makkah melintasi padang pasir.
Foto: Google.com
Rute kafilah haji ke Makkah melintasi padang pasir.

IHRAM.CO.ID, Rute haji menuju Makkah dari negara-negara sekitarnya menjadi poin penting perkembangan kebudayaan Islam di Arab Saudi. Pada rute ini terjadi pertukaran budaya dan dialog multidimensi, yaitu saat Muslim dari berbagai etnis dan kawasan bertemu.

Jalur perjalanan haji menunjukkan interaksi nilai kemanusiaan yang penting sejak era Dinasti Abbasiyah hingga Dinasti Turki Utsmani. Jalur itu membentang dari berbagai kawasan, seperti dari Afrika Utara, Andalusia, dan Mediterania.

Baca Juga

Jalur perjalanan haji juga jadi saksi perkembangan teknologi yang ditunjukkan para tamu Allah, mulai dari tenda sederhana, karavan, rupa-rupa karya seni, catatan per jalanan, hingga sketsa lanskap yang memudahkan perjalanan jamaah haji berikutnya.

Penampung air, sumur, dan kanal-kanal di sepanjang rute haji juga menunjukkan perkem bangan arsitektur dan teknologi pengelolaan air yang penting. Lokasi-lokasi pemberhentian beserta fasilitas komersil penunjangnya seperti pasar menyajikan gambaran utuh tentang bu daya Arab di sepanjang jalur itu. Bukti-bukti dan peninggalan di jalur itu masih bisa dite mu kan saat ini.

Jalur haji Mesir, misalnya, bertahan selama berabad-abad. Pergerakan manusia dalam jumlah besar dari wilayah Mesir menuju Tanah Suci membawa kemakmuran bagi warga di sepan jang jalur itu. Kerinduan besar untuk berziarah ke Baitullah juga memicu pembukaan jalur-jalur kecil yang bermuara di jalur utama perjalanan haji tersebut.

Untuk membantu dan memudahkan perja lanan para jamaah, para pemimpin dan hartawan menyediakan karavan, jalur pasok air, bah kan menyediakan perlindungan di sepanjang jalur menuju Makkah dan Madinah. Orang-orang Muslim yang tinggal di sepanjang jalur itu tak segan membantu saudara-saudara se iman mereka yang hendak menunaikan pang gilan Allah untuk berhaji.

Masjid dan desa pun bermunculan di jalur antara Afrika Utara hingga Semenanjung Iberia. Maka, di balik makna spiritualitas haji, ada fenomena sosial, budaya, dan komersial di sana.

Keberadaan rute haji juga turut memicu perkembangan sains, perdagangan, politik, dan agama. Perdagangan tercipta dengan muncul nya sistem karavan dan transportasi laut. Tak semua jamaah juga berjalan dengan tangan ko song. Sebagian mereka membayar jasa penun juk jalan karena tak paham membaca kompas.

Tak sedikit pula yang membayar jasa juru angkut barang dan informan perjalanan. Dengan niat membantu tamu Allah, perkembangan sains, seperti matematika, optik, astronomi, navigasi, geografi, pendidikan, kedokteran, ke uangan, transformasi, bahkan politik, juga ikut mendukung.

Ketika kepemimpinan sentral Dinasti Umayyah melemah dan muncul ketakutan di kalangan pejalan jalur darat akan kejahatan, jalur laut menjadi alternatif. Jalur laut, terutama untuk haji, mencapai puncaknya di akhir era Dinasti Mamluk sekitat abad 14 dan 15.

Catatan Ibnu Fadlallah menyebut, jamaah haji asal Mesir pada abad 12 ber layar dari Kairo dan kamp Al Birkah melintasi Terusan Suez lalu melewati Nakhal, Aiyla, Aqaba Besar, Laut Merah, dan turun di daerah pesisir Saudi.

Dari sana, jamaah haji berjalan kaki ber iringan dari utara ke selatan, dari Haqel ke Midian. Selanjutnya, mereka melewati Gua Syu'aib, tempat Nabi Musa AS menolong anak-anak perempuan Nabi Syu'aib yang hendak mengambil air untuk ternak mereka.

Perjalanan belum usai. Calon jamaah haji masih harus melanjutkan perjalanan melewati Uyoun al-Qassan, al-Mwaileh, al-Azlam (al- Aznam), al-Wajh yang airnya sangat bagus, lalu Akra yang susah air, al-Hora yang merupakan daerah pesisir Laut Merah dengan airnya payau sehingga sulit diminum.

Dari sana, calon jamaah haji terus berjalan ke Nabt, Yanbu, al-Dahna, Bader, Rabigh, dan al-Juhfa. Di al-Juhfa inilah para calon jamaah haji itu mengambil miqat. Setelah mengambil mi qat dan berpakaian ihram, mereka masih harus berjalan ke Khulais, Baten, melintasi Sumur Asfan, lalu sampailah di Kota Suci Mak kah. Perjalanan dari Mesir ke Makkah mema kan waktu puluhan hari.

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement