,Kebocoran Data Vaksinasi Juga Bahayakan Sektor Kesehatan

Pemerintah diminta mengklarifikasi kebenaran terkait data yang tersebar.

Selasa , 13 Sep 2022, 21:31 WIB
Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengoperasikan ponselnya saat antre di Kantor Cabang Jakarta Pusat, Jumat (28/5/2021). BPJS Kesehatan saat ini telah membuat laporan ke Bareskim Polri terkait dugaan kebocoran dan penjualan data 279 juta WNI oleh akun bernama Kotz di Raid Forums, raidforums.com.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengoperasikan ponselnya saat antre di Kantor Cabang Jakarta Pusat, Jumat (28/5/2021). BPJS Kesehatan saat ini telah membuat laporan ke Bareskim Polri terkait dugaan kebocoran dan penjualan data 279 juta WNI oleh akun bernama Kotz di Raid Forums, raidforums.com.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengingatkan kebocoran data vaksinasi di PeduliLindungi juga bisa membahayakan sektor kesehatan. Karena itu, menurut dia, penjagaan data pengguna dan data kesehatan di PeduliLindungi dilakukan secara maksimal.

Hal ini disampaikan Kurniasih setelah diduga data vaksinasi beberapa pejabat publik tersebar. Ia meminta pemerintah mengklarifikasi kebenaran terkait data yang tersebar. Sebab, jika benar tersebar maka keamanan data di bidang kesehatan tengah terancam.

Baca Juga

"Kominfo mengakui, benar ada data yang tersebar meski disebut bukan data terbaru. Tapi bagaimanapun berarti diakui ada kebocoran data dan ini yang tengah mengancam kebocoran data di bidang kesehatan," ungkap Kurniasih, Selasa (13/9/2022).

Sebelumnya juga Kemenkes sempat membantah data PeduliLindungi bocor dan menyebut 60 juta data yang hilang adalah data pengguna yang tidak lagi memakai PeduliLindungi. Namun kebocoran data PeduliLindungi itu juga menimpa sejumlah pejabat.

"Dengan dugaan kebocoran data vaksinasi sejumlah pejabat akhirnya kita bertanya, apakah data tersebut dari PeduliLindungi? Menjadi tidak relevan lagi sikap denial dan retorika tapi yang penting adalah langkah konkrit pengamanan data," sebut Kurniasih.

Kurniasih mengungkapkan, data kesehatan bersifat rahasia. Terlebih, Kemenkes baru saja mengintegrasikan data rekam medik pasien di PeduliLindungi. Artinya ada data riwayat kesehatan pasien yang bersifat rahasia tengah diintegrasikan dalam satu platform PeduliLindungi.

"Data rekam medik adalah data rahasia, hanya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang bisa mengakses data tersebut. Sehingga setelah data rekam medik diintegrasikan ke PeduliLindungi ada pekerjaan tambahan terkait pengamanan data secara maksimal," sebut Kurniasih.

Belajar dari data e-Hac lama yang sempat bocor serta beberapa data-data lembaga pemerintahan yang diduga bocor, Kemenkes harus menyiagakan diri untuk benar-benar menjamin data pengguna PeduliLindungi tidak disalahgunakan."Data di dunia kesehatan amat penting karena ada klausul khusus tentang data kerahasiaan pasien. Jika menyebar ada banyak hal yang membahayakan," ujarnya.

Kurniasih juga menyebut cita-cita menyatukan berbagai data dalam satu aplikasi di PeduliLindungi ternyata menemui kendala. Yakni banyaknya pengguna yang tidak lagi memakai aplikasi tersebut."Saat Kemenkes baru merilis integrasi sistem rekam medik di PeduliLindungi ternyata sudah jutaan pengguna yang tidak lagi menggunakan aplikasi ini," terangnya.

Ini artinya dari sisi kemanfaatan publik menggunakan PeduliLindungi masih dalam sifat keterpaksaan. Dimana masih belum banyak benefit yang diberikan aplikasi ini kepada pengguna. "Ini juga harus dievaluasi," imbuhnya.