Rabu 14 Sep 2022 09:10 WIB

Pustral UGM: Kenaikan BBM Bisa Berdampak Penurunan Penumpang Angkutan Umum

Beberapa daerah telah menaikkan tarif angkutan umum guna menyesuaikan harga BBM.

Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang digelar di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang digelar di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kenaikan harga BBM diprediksi akan memberikan dampak bagi masyarakat pengguna transportasi angkutan umum. Beberapa daerah bahkan telah menaikkan tarif angkutan umum guna menyesuaikan harga kenaikan BBM. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi komponen bahan bakar menjadi komponen yang cukup terbesar pada operasional layanan transportasi berkisar 11-40 persen. 

Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada, Dewanti, mengatakan kenaikan tarif angkutan umum dan transportasi daring akan memberikan dampak bagi penurunan jumlah penumpang namun hal itu tidak hanya berlangsung sesaat.

"Biasanya masyarakat akan mengurangi kegiatan perjalanan dengan kenaikan tarif. Tapi bagi yang membutuhkan perjalanan, hal itu tidak menjadi masalah karena menjadi kebutuhan mereka untuk kelancaran aktivitas pekerjaannya," katanya, dalam siaran pers, Rabu (14/9/2022).

Seperti diketahui, beberapa daerah telah menaikkan tarif angkutan umum guna menyesuaikan kenaikan harga BBM. Namun ada juga beberapa daerah yang tidak melakukan kenaikan tarif seperti Trans Jogja DIY. "Di DIY tarif tidak dinaikkan namun layanan dikurangi seperti jarak waktu antar kedatangan bisa di halte agar kenaikan BBM tidak berdampak begitu besar," ujarnya.

Dewanti juga mengapresiasi kebijakan pemerintah Provinsi DKI yang memberikan subsidi yang cukup besar bagi Transjakarta agar tidak mengalami kenaikan tarif. Menurutnya apa yang dilakukan oleh DKI tidak semua daerah bisa melakukan hal yang sama karena terbatasnya anggaran. "Tergantung kemampuan keuangan daerah untuk bisa memberikan subsidi angkutan umum agar tarif tidak naik," katanya.

Kenaikan tarif BBM sekarang ini tidak hanya dirasakan oleh angkutan umum saja namun juga pengelola angkutan daring juga melakukan penyesuaian kenaikan tarif untuk membantu terjaganya pendapatan mitra pengemudi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement