Rabu 14 Sep 2022 17:53 WIB

Ingatkan Direksi, Erick: Keterbukaan Harus Jadi Kultur di BUMN

Erick menyebut keterbukaan jadi wujud tata kelola perusahaan BUMN yang baik

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan media massa berperan besar dalam mengawal proses keterbukaan informasi dan transparansi perusahaan-perusahaan pelat merah. Bagi Erick, BUMN harus mengedepankan transparasi sebagai mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan media massa berperan besar dalam mengawal proses keterbukaan informasi dan transparansi perusahaan-perusahaan pelat merah. Bagi Erick, BUMN harus mengedepankan transparasi sebagai mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan media massa berperan besar dalam mengawal proses keterbukaan informasi dan transparansi perusahaan-perusahaan pelat merah. Bagi Erick, BUMN harus mengedepankan transparasi sebagai mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik.

"Saya merasa masih menjadi bagian dari dunia media, oleh karena itu, saat diberikan kesempatan memimpin BUMN, saya terus ingatkan direksi bahwa keterbukaan data dan informasi jadi sebuah kultur yang harus kita biasakan di BUMN," ujar Erick saat melepas program Jelajah BUMN untuk Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (14/9).

Pria yang lama bergelut di industri media itu menilai banyak persepsi yang terkadang tidak berdasarkan fakta dan data pada saat ini. Untuk itu, ucap Erick, BUMN harus mampu mencontoh prinsip media yang selalu menerapkan check and balance.

"Di situlah fungsi, bagaimana saya yakin media-media yang sudah punya kultur check and balance lebih bisa kita harapkan. Inilah kenapa saya tetap mendorong para pemimpin redaksi dan media harus menjadi bagian terdepan menjaga keseimbangan ini," ucap mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Erick tak ingin BUMN salah mengambil keputusan karena salah mendapatkan informasi. Kesalahan ini, ucap Erick, akan berdampak besar mengingat fungsi BUMN sebagai sepertiga kekuatan ekonomi.

"Tentu kita tidak ingin mendapat informasi yang malah mengakibatkan banyak pihak salah mengambil keputusan. Apalagi namanya ekonomi ini menjadi darah kehidupan dari negara di dunia," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut.

Selain informasi yang akurat dan terpercaya, lanjut Erick, BUMN juga terus mendorong penguatan supply chain atau rantai pasok. Hal ini penting mengingat banyak negara mulai memproteksi diri akibat ketidakpastian perekonomian dunia yang berakibat terganggunya rantai pasok global.

"Kita diuntungkan negara kita mempunyai kekuatan rantai pasok karena kita mempunyai bahan baku yang banyak, sumber daya alam yang banyak, dan juga market yang besar, tetapi kita enggak bisa menutup mata kita di rantai pasok kita juga masih ada kekurangan di sana-sini," sambung Erick.

Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu menilai media dapat memberikan masukan kepada BUMN dalam optimalisasi rantai pasok dalam negeri untuk kebutuhan masyarakat. Bagi Erick, perbaikan kualitas ekosistem rantai pasok terintegrasi menjadi sebuah keharusan untuk bisa menjadi bangsa yang mandiri.

"Kita di BUMN sangat terbuka datanya, sangat transparan karena itu bagian dari kultur saya sebagai orang media yang memang check and balance dan keterbukaan informasi adalah sebuah keharusan dan kita tidak boleh menutup diri kita ketika ada kritik itu justru yang membesarkan kita," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement