Kamis 15 Sep 2022 20:45 WIB

MUI Apresiasi Gerakan Sedekah Sampah Indonesia

Gerakan ini dilakukan bersama 300 rumah ibadah dan 100 bank sampah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Kotak yang disediakan untuk sedekah sampah yang disediakan oleh Gerakan Sedekah Sampah (GSS) di halaman Masjid Al Muharram, Bantul, Yogyakarta, Ahad (5/6/2022). Relawan akan mengambil dan memilah sedekah sampah dari warga sekitar setiap Ahad pertama di awal bulan. Sampah yang disedekahkan biasanya berupa kemasan plastik, botol, kertas, kardus yang masih memiliki manfaat. Hasil penjualan sampah nantinya akan menjadi kas GSS yang digunakan untuk kepentingan warga.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Kotak yang disediakan untuk sedekah sampah yang disediakan oleh Gerakan Sedekah Sampah (GSS) di halaman Masjid Al Muharram, Bantul, Yogyakarta, Ahad (5/6/2022). Relawan akan mengambil dan memilah sedekah sampah dari warga sekitar setiap Ahad pertama di awal bulan. Sampah yang disedekahkan biasanya berupa kemasan plastik, botol, kertas, kardus yang masih memiliki manfaat. Hasil penjualan sampah nantinya akan menjadi kas GSS yang digunakan untuk kepentingan warga.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH & SDA MUI) Hayu Prabowo  mendukung inisiatif penyelenggaraan Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) Akbar. Gerakan ini dilakukan bersama 300 rumah ibadah dan 100 bank sampah yang digelar di Masjid Baitul Makmur Kabupaten Bekasi, Rabu (14/9/2022).

Menurutnya, aksi inovatif GRADASI ini akan melengkapi program bank sampah dengan motifasi utamanya adalah finansial yang selama ini sudah dikenal masyarakat luas.

Baca Juga

"Sinergi lewat pendekatan keagamaan seperti GRADASI ini menjadi salah satu upaya penanganan sampah di Indonesia yang terus digenjot," kata Hayu kepada awak media di Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Dia menyatakan, program ini akan menyebarluaskan inisiatif dalam memotifasi masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya sekaligus menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan dengan mengurangi pembuangan sampah ke TPA serta memenuhi kebutuhan bahan baku untuk industri daur ulang plastik.

MUI telah menetapkan Fatwa No. 47/2014 Tentang Pengelolaan Sampah Untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan. Di mana salah satu ketentuan hukumnya adalah setiap muslim wajib menjaga kebersihan lingkungan, memanfaatkan barang-barang gunaan untuk kemaslahatan serta menghindarkan diri dari perbuatan tabdzir dan israf.

Gerakan Sedekah Sampah (Gradasi) merupakan kampanye pemilahan dan pengumpulan sampah melalui pendekatan agama dengan menyedekahkan sampah yang masih bernilai ekonomis untuk masjid. Namun saat ini juga sudah ada beberapa gereja yang melakukan inisiatif serupa.

"Melalui motivasi ibadah ini, Gradasi ternyata sangat menarik bagi masyarakat menengah ke atas, karena sampah dianggap tidak bernilai bagi mereka," ujar Hayu.

Motivasi ibadah ini, lanjut dia, mendorong sedekah tidak terbatas pada sampah, tapi juga barang-barang yang masih layak guna.

Peluncuran GRADASI Akbar ditandai dengan prosesi serah terima kotak sedekah sampah, buku panduan, sertifikat Masjid GRADASI di Masjid Baitul Makmur Perumahan Telaga Sakinah, Telagamurni, Kabupaten Bekasi, Rabu (14/9).

Masjid Baitul Makmur merupakan salah satu Masjid yang telah menerapkan program GRADASI.

Perwakilan dari 300 rumah ibadah, 100 bank sampah se-Kabupaten Bekasi juga turut hadir dalam acara hari ini. Hal ini merupakan sinergi yang baik untuk pengelolaan sampah di Indonesia melalui circular economy.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL), UNDP Indonesia, ReThinking Plastic GIZ, dan Danone Indonesia.

Mengusung tema “Kolaborasi Membangun Energi Kebaikan Menuju Indonesia Bersih dan Laut yang Berkelanjutan”, GRADASI Akbar ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat dan komunitas agama untuk mengurangi sampah serta menanamkan perubahan perilaku masyarakat sebagai salah satu cara dalam mengamalkan prinsip ajaran agama yaitu kebersihan.

Ketua Pembina Yayasan Masjid Baitul Makmur Telaga Sakinah Bekasi Ir. H. Siswadi A. Rachim, MBA. Menjelaskan, Masjid Baitul Makmur menjadi ikon Perumahan Telaga Sakinah di Cikarang Barat, merupakan kompleks perumahan muslim pertama di Indonesia, yang sudah ditinjau dan dinilai layak oleh MUI Pusat untuk mendapatkan sertifikat masjid ramah lingkungan dengan peringkat tumbuh (peringkat tertinggi kedua).

Untuk mengaplikasikan konsep Masjid Ramah Lingkungan (Eco-Masjid), langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Masjid Baitul Makmur salah satunya berkomitmen dalam gerakan GRADASI dengan pengolahan sampah organik menjadi kompos dan sampah non-organik disetorkan ke bank sampah binaan untuk diolah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement