Jumat 16 Sep 2022 08:02 WIB

Muktamar Al-Ittihadiyah Ke-20 Satukan Umat untuk Indonesia Maju

Muktamar Al-Ittihadiyah ke-20 dibuka Wapres KH Ma’ruf Amin.

Wapres KH Maruf Amin membuka Muktamar  Al-Ittihadiyah ke-20, di Istana Wakil Presiden, Rabu (14/9/2022).
Foto: Dok Al-Ittihadiyah
Wapres KH Maruf Amin membuka Muktamar Al-Ittihadiyah ke-20, di Istana Wakil Presiden, Rabu (14/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Al-Ittihadiyah sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia sejak tahun 1935 berperan penting dalam menerapkan konsep persaudaraan antarsesama kaum Muslim (ukhuwah Islamiyah), berbagai suku dan agama (ukhuwah basyariyah) dan antaranak bangsa dalam konteks cinta tanah air (ukhuwah wathoniyah) untuk kemajuan Indonesia.

Muktamar Al-Ittihadiyah menjadi agenda rutin lima tahunan sebagai forum tertinggi untuk mengkaji, membahas, mencermati permasalahan serta mencari solusi atas berbagai permasalahan agama, masyarakat dan bangsa Indonesia. Pada Muktamar Al-Ittihadiyah ke-20 mengangkat tema ‘Persatuan dan Kesatuan Umat Untuk Indonesia Maju’ yang diselenggarakan di Asrama Haji  Pondok Gede Jakarta, 14 - 16 September 2022. 

Kegiatan Muktamar Al-Ittihadiyah ke-20 ini dibuka Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin di Istana Wakil Presiden, Rabu (14/9/2022). Pada sambutannya Wapres menyoroti peran penting Al-Ittihadiyah di bidang pembangunan ekonomi umat. “Ekonomi ini penting dalam rangka memberdayakan umat, memang umat Islam banyak tertinggal di bidang ekonomi, karena itu, kita tidak boleh membiarkan,” kata Wapres Ma’ruf Amin seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (15/9/2022).

Sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, menurut Wapres, itu merupakan potensi yang dapat menjadi kekuatan untuk bangkit dengan membangun ekonomi umat. “Karena itu, saya kira umat Islam harus bergiat membangun ekonomi dan sekarang potensinya ada, aturannya ada, lapangannya ada, dan sekarang sudah bukan menjadi gerakan nasional, gerakan global semua itu,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga mengutip Syekh Al Nawawi Bantani,  “Bahwa apabila mencari rezeki, kita berusaha dengan tetap menegakkan hak-hak Allah tanpa ada kelalaian terhadap agama itu, bahkan itu adalah jihad besar, jihad ekonomi yaitu berjuang bagaimana mencari rezeki yang halal, yang sesuai dengan syariat.”

Ketua umum Al-Ittihadiyah, Dr Ir KH Lukmanul Hakim mengatakan pilar ekonomi adalah pilar yang baru direncanakan khususnya pada periode kepengurusan 2016-2021. “Kami sangat bersyukur dengan arahan dari Wapres, Al-Ittihadiyah bisa memberikan dampak ekonomi yang lebih luas bagi umat dan masyarakat pada umumnya,” kata Lukmanul Hakim.

Lebih lanjut Lukmanul Hakim menyampaikan kiprah Al Ittihadiyah pada pilar pendidikan dan dakwah selama ini sudah banyak dirasakan di tengah masyarakat. “Beberapa lembaga pendidikan yang ada seperti Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Labuhan Batu Utara (STIT Labura), Universitas Juanda Bogor, Sekolah Diniyyah Al Azhar Kota Jambi dan Muara Bungo dan lain lain. Di bidang sosial, Al Ittihadiyah mempunyai Panti Asuhan Mamiyai,” paparnya.

Pilar kaderisasi, Al Ittihadiyah berpendapat dan berharap pemimipin bangsa dan negara ini bisa berasal dari kaderisasi ormas Islam. “Maka dibuatlah standarisasi dalam pemilihan dan pelatihan bagi calon anggota agar memiliki jiwa kepemimpinan tinggi serta bisa menciptakan peluang ekonomi yang besar untuk kemajuan Indonesia,” ujarnya.

Muktamar Al-Ittihadiyah ke-20 menekankan pentingnya membangun Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. “Persatuan dan kesatuan umat serta seluruh elemen bangsa menjadi modal utama terwujudnya hal tersebut. Untuk itu, Al Ittihadiyah menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat dimanapun berada untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan umat agar Indonesia tetap maju dan terhindar dari gejolak ekonomi dan gejolak politik 2024,” kata Lukmanul Hakim.

Ia menjelaskan, Al-Ittihadiyah memiliki tiga pilar sebagai landasan organisasi yaitu, Pilar Pendidikan & Dakwah,  Pilar Ekonomi dan Pilar Kaderisasi. “Maka dibentuklah program kerja prioritas yaitu program-program unggulan yang strategis, terukur, bisa terealisir dengan baik, berkembang serta berkelanjutan pada kepengurusan berikutnya,” paparnya.  

Kegiatan ini di ikuti 200 peserta berasal dari Dewan Pimpinan Pusat Al-Ittihadiyah, 25 Dewan Pimpinan Wilayah Al-Ittihadiyah,  Dewan Pimpinan Daerah Al-Ittihadiyah, Dewan Pimpinan Pusat Muslimat Al-Ittihadiyah (MAI) dan Barisan Muda Ali-Ittihadiyah (BMAI) dan Barisan Puteri Al-Ittihadiyah (BPAI), dan undangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement