Selasa 20 Sep 2022 14:04 WIB

Kesan tak Terlupakan Sekum Muhammadiyah pada Prof Azyumardi Azra

Prof Azyumardi Azra wafat di RS Malaysia, Ahad (18/9/2022)

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Pasukan TNI membawa peti jenazah Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra saat akan di makamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut meninggal dunia pada hari Ahad (18/9/2022) setelah menjalani perawatan di rumah sakit Serdang, Selangor Malaysia. Azyumardi Azra meninggal di usia 67 tahun. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pasukan TNI membawa peti jenazah Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra saat akan di makamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut meninggal dunia pada hari Ahad (18/9/2022) setelah menjalani perawatan di rumah sakit Serdang, Selangor Malaysia. Azyumardi Azra meninggal di usia 67 tahun. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Pers dan Guru Besar UIN Jakarta Prof Azyumardi Azra dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan pada Selasa (20/9/2022) pukul 08.30 WIB.       

Sejumlah sanak saudara ikut hadir mengiri almarhum dari pintu masuk TMP Kalibata. Pasukan TNI membawa almarhum hingga tiba di liang lahat pukul 08.52 Wib sejalan dengan dimulainya upacara pemakaman.

Baca Juga

Proses pemakaman dihadiri oleh sejumlah pejabat, di antaranya Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang akan menjadi inspektur upacara pemakaman.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti turut mengucapkan belasungkawa atas wafatnya cendekiawan Muslim, Prof Azyumardi Azra. 

Abdul Mu'ti pun memiliki kesan yang Tak terlupakan kepada Prof Azyumardi. "Prof Azra adalah guru dan sekaligus sahabat saya. Selama kuliah di Program Doktor Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya ikut dua mata kuliah beliau. Yang sangat berkesan dan tidak akan pernah saya lupakan adalah peran beliau sebagai promotor disertasi Pluralitas Keagamaan Dalam Pendidikan: Studi Kasus di Yapen Waropen, Ende, dan Kapuas Hulu," kata Mu'ti, akhir pekan ini. 

"Disertasi tersebut kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul Kristen Muhammadiyah: Konvergensi Muslim dan Kristen Dalam Pendidikan yang saya tulis bersama Fajar Riza Ulhaq. Prof Azra memberi kata pengantar di buku tersebut," lanjutnya.

Mu'ti mengungkapkan, walaupun Prof Azra adalah gurunya, beliau beberapa kali panel dengannya dalam beberapa kali seminar di dalam dan di luar negeri. 

Prof Azra bisa dan menghormati siapa saja yang berdiskusi dengan beliau, meskipun secara usia dan keilmuan jauh lebih muda.

"Jumat 16 September, saya meminta Prof Azra menjadi salah satu narasumber Seminar Internasional Islamic Education in Pluralistic World yang diselenggarakan Prodi S3 Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau berhalangan hadir karena ada acara di Sumatra Barat. Prof Azra sempat menyarankan seminar diselenggarakan di hari lain menyesuaikan jadwal beliau. Tetapi karena terkait dengan pembicara dari USA jadwal seminar tidak bisa digeser," ucap Mu'ti.

"Jumat siang saya mendapat kabar Prof Azra sakit dalam perjalanan dari Jakarta menuju Malaysia. Saya kontak dan memonitor keadaan beliau lewat sahabat saya Azwiral, aktivis ABIM dan diplomat Malaysia yang pernah bertugas di Jakarta. Prof Azra rencananya memberi ceramah di ABIM," lanjut Mu'ti.

Sekum Muhammadiyah melanjutkan, di sela-sela memberikan pengajian di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wangon, Banyumas, Mu'ti masih menanyakan keadaan Prof. Azra. 

Kemudian pada Ahad (18/9/2022), seusai mengisi pengajian Hari Ber-muhammadiyah dan Aisyiyah di Ranting Ketileng, Keramat, Kabupaten Tegal, Mu'ti mendapat kabar Prof Azra wafat.

"Sungguh sangat mengejutkan. Saya langsung kontak Mas Sonny Zulhuda, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia. Mas Sonny membenarkan kabar bahwa Prof Azra wafat," kata Mu'ti.

Baca juga: Dulu Panas Dengar Alquran, Mualaf Veronica Bersyahadat Justru Berkat Surat Al Fatihah 

Dia mengatakan, meninggalnya Prof Azra merupakan kehilangan besar bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, umat Islam, dunia pers, dan bangsa Indonesia. 

Menurut dia, Prof Azra adalah seorang intelektual Muslim yang kritis dan berintegritas tinggi yang selalu menyuarakan kebenaran, membela hak asasi manusia, menegakkan Konstitusi, dan pemihakan kebebasan pers serta demokrasi.

"Selamat jalan Prof Azra. Jasa-jasamu untuk saya pribadi dan bangsa Indonesia sungguh sangat besar. Jasa-jasa itulah yang akan mengantarkanmu ke surga an-Naim. Selamat beristirahat Prof. Azra. Selamat berbahagia di sisi Allah, Tuhan Azza wa Jalla. Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'afihi, Wa 'fu'anhu," kata Mu'ti.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement