Selasa 20 Sep 2022 20:00 WIB

Okupansi Hotel di DIY Seperti Ini Akibat Kenaikan BBM

Wisatawan yang membatalkan reservasi hotel, mencapai sekitar 20-30 persen.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Pengunjung keluar dari pintu Utara Mal Malioboro, Yogyakarta, Selasa (13/9/2022). Pemda DIY secara resmi mengambil alih aset Malioboro Mall dan Hotel Ibis yang berada di Jalan Malioboro. Penandatangan serah terima aset digelar secara tertutup di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Senin (12/9/2022). Dengan demikian Pemda DIY secara resmi menghentikan kontrak sewa terhadap pengelola lama, dalam hal ini PT YIS selaku pengelola. Mal Malioboro dibangun pada medio 1993 di atas lahan milik Pemda DIY dan milik BUMD PT Anindya Mitra Internasional.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pengunjung keluar dari pintu Utara Mal Malioboro, Yogyakarta, Selasa (13/9/2022). Pemda DIY secara resmi mengambil alih aset Malioboro Mall dan Hotel Ibis yang berada di Jalan Malioboro. Penandatangan serah terima aset digelar secara tertutup di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Senin (12/9/2022). Dengan demikian Pemda DIY secara resmi menghentikan kontrak sewa terhadap pengelola lama, dalam hal ini PT YIS selaku pengelola. Mal Malioboro dibangun pada medio 1993 di atas lahan milik Pemda DIY dan milik BUMD PT Anindya Mitra Internasional.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Okupansi hotel di DIY sempat turun drastis usai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY menyebut, saat ini sudah mulai terjadi kenaikan okupansi.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, dampak kenaikan BBM terhadap industri perhotelan di DIY terjadi di pekan pertama naiknya BBM sejak 3 September 2022 lalu. Penurunan terjadi disebabkan banyak wisatawan yang membatalkan dan menunda perjalanan ke DIY akibat naiknya biaya transportasi.

Baca Juga

"Dampak yang sangat terasa satu minggu pascakenaikan BBM, banyak travel agent yang cancel atau menunda karena peserta wisata tidak mau biaya wisata dinaikkan," kata Deddy kepada Republika, Selasa (20/9/2022).

Wisatawan yang membatalkan reservasi hotel, mencapai sekitar 20-30 persen untuk hotel bintang 2 ke bawah. Dengan begitu, okupansi hotel hanya tinggal sekitar 30 persen hingga 50 persen. "Bintang 3 sampai bintang 5 masih terbantu MICE (meetings, incentives, conferences, exhibitions)," ujar Deddy.

Namun, dalam sepekan ini okupansi hotel di DIY mulai mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan. Jika dibandingkan sebelum naiknya BBM, okupansi hotel saat ini masih dinilai rendah. "Saat ini turun namun tidak signifikan, rata-rata (okupansi) 60 persen sampai dengan 70 persen," jelas Deddy.

Kenaikan okupansi hotel saat ini dibantu oleh banyaknya event pariwisata yang digelar di DIY. "Terdongkrak lagi setelah banyaknya event di DIY, seperti JBR 2022, PHRI Bike Tour, KAI Bike, dan lain-lain," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement