Rabu 21 Sep 2022 13:41 WIB

Erdogan: Kesepakatan Istanbul Pencapaian Terbesar PBB

Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul pada 22 Juli.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato di sesi ke-77 Majelis Umum PBB, Selasa, 20 September 2022 di markas besar PBB.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato di sesi ke-77 Majelis Umum PBB, Selasa, 20 September 2022 di markas besar PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA --  Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Selasa (20/9/2022), kesepakatan Istanbul untuk melanjutkan ekspor gandum Ukraina telah menjadi salah satu pencapaian terbesar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam beberapa tahun terakhir. Kesepakatan ini melahirkan Joint Coordination Center dengan pejabat dari Turki, Rusia, Ukraina, dan PBB mengawasi pengiriman.

"Sebagai hasil dari upaya intens kami dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, kami telah memastikan bahwa gandum Ukraina mencapai dunia melalui Laut Hitam,” kata Erdogan dalam pidatonya di sesi ke-77 Majelis Umum PBB di New York dikutip dari Anadolu Agency.

Baca Juga

Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul pada 22 Juli. Kesepakatan ini untuk memulai kembali ekspor gandum dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina, yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai pada Februari.

Sejak kapal pertama berlayar di bawah kesepakatan pada 1 Agustus, lebih dari 160 kapal telah membawa lebih dari tiga juta ton produk pertanian melalui koridor biji-bijian. Erdogan juga menekankan, Ankara akan melanjutkan upayanya untuk mengakhiri perang dengan kesepakatan berdasarkan integritas teritorial dan kemerdekaan Ukraina.

"Bersama-sama, kita perlu menemukan solusi diplomatik yang masuk akal, adil dan layak yang akan memberikan kedua belah pihak jalan keluar yang terhormat dari krisis," kata Erdogan.

Erdogan pun meminta komunitas internasional untuk dengan tulus mendukung upaya Ankara untuk perdamaian abadi antara Moskow dan Kiev. "Sangat penting bahwa kita merestrukturisasi PBB, sejalan dengan karakteristik merangkulnya, sebagai organisasi yang dapat menghasilkan solusi untuk tatanan dunia yang lebih adil, dan di mana kehendak bersama diwujudkan atas nama seluruh umat manusia,” ujarnya.

Menurut Erdogan, mereformasi Dewan Keamanan (DK) PBB sebagai struktur yang lebih efektif, demokratis, transparan, dan akuntabel akan menjadi tonggak sejarah bagi perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan. "Kami akan terus menekankan di setiap platform bahwa 'dunia lebih besar dari lima' dan 'dunia yang lebih adil adalah mungkin'," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement