Kamis 22 Sep 2022 18:19 WIB

Bisakah Manusia Mengetahui Keberadaan Lauhul Mahfuz?

Lauhul mahfuz disebutkan dalam Alquran.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Bisakah Manusia Mengetahui Keberadaan Lauhul Mahfuz? Foto: Ilustrasi langit
Foto: Sciencealert
Bisakah Manusia Mengetahui Keberadaan Lauhul Mahfuz? Foto: Ilustrasi langit

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Lauhul Mahfuz disebutkan dalam Alquran beberapa kali dan dijelaskan dengan beberapa gambaran. Allah SWT berfirman, "Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh." (QS Al-Buruj ayat 21-22)

Dalam surah lain, "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh)." (QS Ar-Ra'd ayat 39)

Baca Juga

Begitu juga dalam Surah Yasin, "Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS Yasin ayat 12)

Demikian dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Dari Imran bin Hushain RA, beberapa orang dari Yaman bertanya kepada Nabi SAW, "Kami bertanya kepada engkau mengenai perkara ini."

 

Lalu beliau SAW bersabda, "Dialah Allah yang tidak ada sesuatu selain Dia. Sedangkan 'arsy-Nya di atas air, lalu Dia menciptakan langit dan bumi dan Dia menulis di dalam adz-Dzikir (Kitab) segala sesuatu (yang akan terjadi)."

Semua dalil tersebut menjadi gambaran bahwa Lauhul Mahfuz adalah kitab di sisi Allah Yang Mahaperkasa dan Mahaagung. Allah SWT menyimpan segala ilmu di dalam Lauhul Mahfuz, dan tidak ada makhluk-Nya yang dapat melihatnya kecuali siapa yang dikehendaki-Nya.

Dalam Alquran disebutkan, "Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya." (QS Al-Jin ayat 26-27)

Karena itu, siapapun yang mengeklaim memiliki pengetahuan tentang yang ghaib, dalam hal ini keberadaan Lauhul Mahfuz, atau mengaku melihat Lauhul Mahfuz, maka ia seorang pendusta. Baginya cukup firman Allah SWT berikut ini:

"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan kepada Allah atau orang yang mendustakan yang hak ketika (yang hak) itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir?" (QS Al-Ankabut ayat 68)

Sumber

https://fiqh.islamonline.net/%D8%B1%D8%A4%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%88%D8%AD-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%AD%D9%81%D9%88%D8%B8/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement