Selasa 27 Sep 2022 03:08 WIB

Potensi Ekonomi Syariah Indonesia Besar, Kontribusi Erick Thohir Terus Dinantikan

Erick Thohir mengatakan potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat tinggi.

Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Syariah IPB University, Irfan Syauqi Beik, menilai pernyataan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir mengenai tingginya potensi ekonomi syariah di Indonesia sangat tepat. Bahkan saat ini masih banyak potensi ekonomi syariah di Indonesia yang belum tergarap sempurna, sehingga potensi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia yang disampaikan Erick Thohir masih sangat terbuka luas sangat valid.

Pilar utama potensi pertumbuhan ekonomi syariah ada tiga sektor seperti sektor riil yang meliputi industri makanan minuman halal, farmasi halal, fashion dan kosmetik halal. Saat ini pertumbuhan industri halal global mencapai 15 persen per tahun. Potensi pertumbuhan yang besar harusnya menjadi peluang tumbuhnya sektor riil di Indonesia.

Irfan mengakui saat ini sertifikasi halal di Indonesia masih memiliki keterbatasan. Karena itu ia menyarankan kepada Erick Thohir berkolaborasi dengan kampus di seluruh Indonesia yang memiliki Fakultas Kimia, Teknologi Pangan, dan Farmasi dan memiliki laboratorium untuk menjadi lembaga pemeriksa halal (LPH). Diharapkan pendirian LPH ini juga bisa memberikan tambahan pemasukan bagi kampus.

Menurut dia, Erick Thohir bisa meminta perusahaan BUMN dan pemda untuk dapat membantu mengalokasikan anggaran untuk sertifikasi halal bagi UMKM. "Sebab sertifikasi halal tak hanya untuk kebutuhan kaum Muslim saja. Non muslim juga membutuhkan sertifikasi halal," kata Irfan.

Pilar selanjutnya dari ekonomi syariah adalah industri keuangan yang terdiri dari bank, asuransi dan pasar modal. Bahkan menurut Irfan turunan dari industri kuangan syariah di Indonesia juga sudah mulai tumbuh. Bahkan untuk syariah securities crowdfunding (SCF). Adanya SCF ini menurut Irfan memberikan peluang bagi investor untuk berinvestasi di crowdfunding syariah dan juga memberikan potensi UMKM untuk mendapatkan alternatif pembiayaan sesuai syariah.

Pilar lainnya dari ekonomi syariah adalah zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF). Irfan melihat ZISWAF di Indonesia mengalami trend peningkatan. Memang saat ini antara potensi dan realisasi ZISWAF  masih ada kesenjangan yang cukup besar. Contohnya potensi wakaf uang yang mencapai Rp 180 triliun. Namun yang terkumpul hanya Rp 1,6 triliun.

"Ini yang perlu kerja sama kita semua untuk menggembangkan potensi ekonomi syariah di Indonesia agar dapat dirasakan oleh seluruh komponen masyarakat," kata Irfan.

Saat ini penggembangan ekonomi syariah di Indonesia dinilai Irfan masih memiliki kendala. Kendala tersebut adalah rendahnya litrasi masyarakat indonesia terhadap ekonomi syariah. Kendala lainnya adalah kelembagaan. Irfan berharap kendala kelembagaan ini dapat dikurangi dengan memanfaatkan teknologi informasi.

"Pemanfaatan teknologi informasi ini menjadi sangat penting. Misalnya membuat e-commerce atau bekerjasama dengan platform global yang berorientasi untuk memasarkan produk halal Indonesia. Sehingga produk halal Indonesia bisa memiliki potensi ekspor,"ujar Irfan.

Masalah lainnya adalah masih banyak SDM Indonesia yang belum memahami ekonomi syariah secara utuh. Irfan memberikan contoh, SDM di bank syariah di Indonesia yang belum mampu menjelaskan mengenai sistim syariah dengan baik kepada masyarakat.

"Karena kemampuan yang terbatas dalam menjelaskan membuat masih masyarakat kerap salah tangkap atau salah paham menggenai ekonomi syariah. Penguatan SDM ini menjadi sangat vital," kata Irfan.

Masalah lainnya yang tak kalah pelik adalah regulasi. Irfan mengakui memang saat ini dukungan pemerintah terhadap ekonomi syariah Indonesia sudah diberikan. Misalnya dengan Indonesia yang sudah memiliki Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Namun hingga saat ini dukungan regulasi ekonomi syariah masih banyak dari pemerintah pusat. Hanya beberapa daerah saja yang sudah memiliki komite daerah ekonomi keuangan syariah.

"Saya berharap Pak Erick yang juga menjabat sebagai ketua MES dan anggota KNEKS dapat membuat regulasi yang berpihak ke ekonomi syariah. Misalnya pak Erick bisa memberikan suntikan modal ke Bank Syariah Indonesia (BSI) sebesar Rp 10 triliun agar bisa menjadi bank BUKU 4. Selain itui Pak Erick juga bisa mendorong BUMN untuk lakukan zakat dan wakaf," ucap Irfan.

Dengan berbagai terobosan yang dilakukan Ketua MES, Irfan berharap Erick Thohir dapat terus berkontribusi untuk selalu menggembangkan ekonomi syariah di Indonesia. Sebab tujuan pendirian MES adalah untuk memasyarakatkan ekonomi syariah di Indonesia dan mengekonomi syariahkan masyarakat.

"Sebagai ketua MES dan Menteri BUMN, Erick Thohir harus terus menggembangkan ekonomi syariah. Perusahaan BUMN bisa menjadi motor tumbuhnya ekonomi syariah di Indonesia," ucap dia.

Pendekatan, menurut Irfan, ekonomis saja jangan menggunakan pendekatan idiologi. "Masa industri halal  Indonesia kalah dengan negara non-Muslim. Produsen daging halal terbesar dunia Australia. Produsen ayam halal terbesar dunia adalah Brazil," ucap Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement