Selasa 27 Sep 2022 11:18 WIB

Jejak Masa Lalu Kuburan Massal di Kota Spin Boldak Afghanistan

Jenazah di kuburan massal diduga korban mantan komandan kejam Jenderal Raziq

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Pendukung Taliban membawa bendera putih tanda tangan mereka setelah mereka merebut kota perbatasan Afghanistan, Spin Boldak
Foto: Al Jazeera
Pendukung Taliban membawa bendera putih tanda tangan mereka setelah mereka merebut kota perbatasan Afghanistan, Spin Boldak

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Sebuah kuburan massal berisi 12 jenazah ditemukan di kota Spin Boldak, Afghanistan, Senin (26/9/2022). Wilayah itu sempat menjadi medan pertempuran sengit antara pasukan pemerintah Afghanistan dan anggota Taliban.

Juru bicara pemerintahan Taliban Zabihullah Mujahid mengungkapkan, jenazah-jenazah yang ditemukan dalam kuburan massal di Spin Boldak tewas sekitar sembilan tahun lalu, yakni ketika pemerintahan Afghanistan sebelumnya masih berkuasa.

“Ini adalah orang-orang yang ditangkap dari desa-desa oleh mantan komandan kejam Jenderal Raziq. Mereka semua adalah warga sipil yang terbunuh dan dikubur di kuburan massal,” ucap Mujahid, dikutip laman Al Arabiya.

Jenderal Raziq yang dimaksud Mujahid adalah mantan kepala kepolisian Kandahar. Dia tersohor sebagai komandan tangguh dan strategi tempurnya yang efektif dalam menghadapi kelompok Taliban. Jenderal Abdul Raziq ditembak mati oleh seorang pengawal pada Oktober 2018, beberapa menit setelah bertemu komandan tinggi AS di Afghanistan, Jenderal Scott Miller.

“Kami sedang menyelidiki masalah kuburan massal ini, setelah itu kami akan memutuskan penyelidikan seperti apa yang harus dilakukan,” kata Mujahid.

Menurut juru bicara gubernur provinsi Kandahar, Haji Zaid, jenazah-jenazah yang ditemukan di kuburan massal telah dimakamkan kembali tak jauh dari lokasi penemuan awal. Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) di Afghanistan Richard Bennett turut mengomentari penemuan kuburan massal di Spin Boldak. Dia mendorong agar sisa-sisa jenazah yang ditemukan tidak diganggu atau dirusak sambil menunggu pemeriksaan forensik.

Setelah bertempur selama 20 tahun, Taliban berhasil menguasai kembali Afghanistan pada Agustus 2021. Mereka mengalahkan pasukan pemerintahan sebelumnya yang didukung AS. Kendati demikian, hingga kini belum ada satu pun negara yang mengakui kekuasaan atau pemerintahan Taliban di Afghanistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement