Rabu 28 Sep 2022 13:40 WIB

BSI Gandeng Universitas Syiah Kuala Perkuat Budi Daya Nilam

Minyak nilam memiliki sejarah panjang di Aceh sejak zaman Belanda.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Penjualan & Distribusi BSI, Anton Sukarna (duduk sebelah kiri); Rektor Universitas Syiah Kuala, Marwan dalam acara PKS BSI Maslahat dengan Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala,  untuk memperkuat kapasitas pelaku usaha budidaya nilam di wilayah Aceh, Selasa (27/9).
Foto: BSI
Direktur Penjualan & Distribusi BSI, Anton Sukarna (duduk sebelah kiri); Rektor Universitas Syiah Kuala, Marwan dalam acara PKS BSI Maslahat dengan Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala, untuk memperkuat kapasitas pelaku usaha budidaya nilam di wilayah Aceh, Selasa (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama BSI Maslahat menjalin perjanjian kerja sama dengan Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala. Kerja sama tersebut dalam rangka memperkuat kapasitas pelaku usaha budi daya nilam di wilayah Aceh.

Direktur Penjualan & Distribusi BSI, Anton Sukarna mengatakan, kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas minyak nilam Aceh yang merupakan komoditas unggulan Indonesia. Hal tersebut sekaligus mendukung pemulihan ekonomi melalui program pemberdayaan.

Baca Juga

BSI dan BSI Maslahat berperan melaksanakan program UMKM BSI bagi masyarakat pelaku budidaya Nilam di wilayah Aceh. Sementara itu, ARC Universitas Syiah Kuala memberikan dukungan asistensi dan pendampingan Program UMKM BSI Klaster Minyak Nilam dengan target peningkatan kualitas minyak nilam.

"Harapannya, ARC Universitas Syiah Kuala mendampingi dan menyerap hasil panen minyak nilam dari petani binaan BSI Maslahat yaitu masyarakat yang kurang mampu atau mustahik," katanya dalam keterangan pers, Rabu (28/9/2022).

Satu hektar lahan mampu menghasilkan sekitar 200 kg nilam. Adapun harga minyak nilam mencapai Rp 500 ribu - Rp 600 ribu per kg. Lahan  eksisting saat ini mencapai 15 hektar. Sementara jumlah penerima manfaat berjumlah sekitar 50 orang.

ARC Universitas Syiah Kuala adalah lembaga yang didirikan untuk mengangkat kembali minyak nilam yang merupakan komoditas unggulan Aceh. Minyak nilam sendiri memiliki sejarah panjang di Aceh sejak zaman Belanda. ARC dinilai sudah berpengalaman dalam mengurus nilam.

Rencananya, BSI dan BSI Maslahat akan menyiapkan program khusus untuk mengangkat potensi komoditas nilam Aceh. Produk minyak nilam tersebut saat ini dapat dijumpai di UMKM Center BSI di Aceh.

Pada 2022 ini, BSI menargetkan produk minyak nilam asal Aceh dapat menjadi komoditas ekspor asal Aceh. Anton menyampaikan, BSI Maslahat akan terus berkolaborasi  dengan ARC Universitas Syiah Kuala dan kembali menghidupkan gairah produksi minyak nilam.

"Perjanjian kerja sama dengan Universitas Syiah Kuala melalui ARC ini diharapkan dapat mendampingi petani nilam agar mampu bersaing di pasar, termasuk pasar global," katanya.

Direktur Innovation & Empowerment BSI Maslahat, Fauzi Indrianto berharap bisa memicu adanya akselerasi dan percepatan agar program UMKM BSI klaster Minyak Nilam. Sehingga tujuan yang ada bisa cepat dan tepat tercapai sesuai harapan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement