Kamis 29 Sep 2022 17:06 WIB

Kepala Desa Sangian Bangga 97 Persen Warganya Ikut Program JKN

Hadirnya Program JKN, banyak masyarakat yang merasa terbantu

Menjadi peserta JKN adalah salah satu langkah pencegahan agar pada saat diserang penyakit secara tiba-tiba. Pasalnya, peserta JKN tidak perlu kewalahan mencari uang atau menjual harta benda untuk membayar biaya pengobatannya karena sudah dijamin Program JKN.
Foto: istimewa
Menjadi peserta JKN adalah salah satu langkah pencegahan agar pada saat diserang penyakit secara tiba-tiba. Pasalnya, peserta JKN tidak perlu kewalahan mencari uang atau menjual harta benda untuk membayar biaya pengobatannya karena sudah dijamin Program JKN.

REPUBLIKA.CO.ID, RANCAEKEK--Menjadi peserta JKN adalah salah satu langkah pencegahan agar pada saat diserang penyakit secara tiba-tiba. Pasalnya, peserta JKN tidak perlu kewalahan mencari uang atau menjual harta benda untuk membayar biaya pengobatannya karena sudah dijamin Program JKN.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Desa Sangiang, Ateng Latip Lukman (41) saat diwawancarai, Senin (29/8/2022). “Program JKN yang dijalankan BPJS Kesehatan menjadi pegangan kita, apalagi kita tidak pernah tahu jika suatu hari diserang penyakit secara tiba-tiba,” ujarnya mengawali pembicaraan.

Baca Juga

Ateng juga mengungkapkan rasa bangga terhadap pencapaian warga desanya yang sebagian besar sudah terdaftar sebagai peserta JKN. “Alhamdulillah berdasarkan data yang saya dapatkan, 97,6 persen warga Desa Sangiang telah terdaftar sebagai peserta JKN. Walaupun didominasi oleh peserta yang dibantu Pemerintah (Penerima Bantuan Iuran-red), namun artinya rata-rata warga Desa Sangiang telah dijamin kesehatannya oleh BPJS Kesehatan,” katanya.

Ia juga mengatakan dengan hadirnya Program JKN, banyak masyarakat yang merasa terbantu. Hal ini sangat terasa karena warga Desa Sangiang rata-rata berprofesi sebagai petani dan perekonomiannya berada di bawah garis sejahtera. Ateng juga menceritakan pengalamannya sebagai Kepala Desa Sangiang saat menghadapi warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

“Jadi ada warga yang belum terdaftar di BPJS Kesehatan, tapi tiba-tiba membutuhkan pelayanan medis dan harus dibawa ke rumah sakit. Tentunya apabila didaftarkan sebagai pasien umum maka biaya yang akan dibebankan pasti besar. Sejak saat itu kami dari perangkat desa, menganjurkan kepada warga untuk mendaftarkan diri menjadi peserta JKN karena manfaatnya besar sekali,” jelas Ateng.

Namun lanjut Ateng, permasalahan tidak selesai sampai di situ. Beberapa waktu yang lalu, ada juga warga yang mengeluh walaupun sudah terdaftar sebagai peserta JKN kemudian menjadi korban penganiayaan sehingga pengobatannya tidak ditanggung oleh Program JKN. Tentunya hal tersebut memang sesuai dengan regulasi yang ada, namun masih banyak yang belum memahami hal tersebut.

“Dari beberapa pengalaman yang saya ceritakan, tentunya kami perangkat Desa dan seluruh warga Desa Sangiang membutuhkan sosialisasi dari BPJS Kesehatan agar dapat menyampaikan betapa pentingnya menjadi peserta JKN, termasuk penyakit yang ditanggung atau tidak, atau hal-hal lainnya yang perlu diketahui masyarakat,” harapnya.

Ateng juga mengapresiasi pelayanan Program JKN di fasilitas kesehatan yang menurutnya semakin hari semakin baik pelayanannya. "Selain banyak yang terbantu dengan hadirnya Program JKN, warga juga menyampaikan kepuasannya terhadap pelayanan yang diberikan di fasilitas kesehatan. Pelayanan yang didapatkan sesuai dengan harapan," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement