Kamis 29 Sep 2022 19:21 WIB

Kantin Universitas Miyazaki Kini Tawarkan Makanan Halal untuk Mahasiswa Muslim

Makanan halal disertifikasi oleh Departemen Pengembangan Islam Malaysia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Sertifikasi Halal. Kantin Universitas Miyazaki Kini Tawarkan Makanan Halal untuk Mahasiswa Muslim
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Ilustrasi Sertifikasi Halal. Kantin Universitas Miyazaki Kini Tawarkan Makanan Halal untuk Mahasiswa Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, MIYAZAKI -- Universitas Miyazaki sekarang menawarkan lima menu makanan halal yang disiapkan menurut standar syariah Islam dan dibuka untuk umum. Sajian makanan halal di kampus ini awalnya diperuntukkan bagi mereka yang berasal dari Indonesia, Malaysia dan negara-negara Muslim lainnya, serta mahasiswa Jepang yang ingin belajar tentang budaya Islam melalui menu kafetaria.

“Tidak hanya mahasiswa dari negara-negara Islam, tetapi mahasiswa Jepang yang penasaran dapat menikmati makanan lezat ini. Melalui kafetaria, saya ingin mereka saling tertarik dengan budaya masakan masing-masing,” kata Yoichiro Yoshinaga, yang mengelola restoran mahasiswa halal ini.

Baca Juga

Di antara spesialisasi menu halal yang disajikan adalah rendang ayam, hidangan kari dengan santan, dan pasta kacang azuki gulung, dan dua jenis roti beragi. Selebihnya, seperti kari ayam, menjadi menu terlaris disana.

Demi menjaga standar halal, hidangan tersebut disertifikasi oleh Departemen Pengembangan Islam Malaysia, juga dikenal sebagai JAKIM (Jawatan Kuasa Islam Malaysia). Alat untuk memasak dan menghidangkan makanan, beserta bahan-bahannya, juga telah diakui kehalalannya.

Di bawah hukum syariat Islam, daging babi dan bahan makanan yang ditandai dengan konstituen yang berasal dari babi dilarang untuk dikonsumsi. Hidangan yang diolah dengan peralatan masak atau peralatan makan yang bersentuhan dengan daging babi juga dilarang.

Kemudian Muslim juga tidak diizinkan minum alkohol. Penyembelihan daging ayam dan sapi untuk konsumsi manusia harus diproses sesuai dengan standar Islam.

Novia Lusiana (23 tahun), seorang warga Indonesia yang belajar kehutanan di sekolah pascasarjana universitas disana mengatakan dia memeriksa sertifikasi halal produk makanan di toko untuk dia masak di rumah. Lusiana bahkan memeriksa label bahan makanan yang dia beli.

Dia berkata memberikan perhatian khusus ketika makan di luar dengan siswa Jepang. Karena itu biasanya ia lebih memilih salad sayuran dan jus jeruk bila diajak makan bersama.

“Dapat mengonsumsi makanan halal bersertifikat di kantin mahasiswa merupakan sumber kenyamanan yang luar biasa. Itu memungkinkan saya menggunakan waktu luang atau menghabiskan waktu memasak untuk belajar,” kata Lusiana.

Universitas Miyazaki memang dikenal menjadi pilihan dari banyak mahasiswa asing di luar Jepang. Namun, jumlah siswa dari luar negeri turun secara signifikan menjadi 141 pada Mei tahun ini dari sekitar 200 pada puncaknya karena pandemi Covid-19.

Dari angka itu, sekitar 30 orang berasal dari negara-negara Muslim. Atas alasan itu, Kepala Seksi di Kantor Dukungan Global kampus Miyazaki, Makiko Hamasaki mengatakan berusaha menciptakan lingkungan kehidupan yang lebih baik bagi siswa sambil menghormati berbagai budaya di seluruh dunia.

"Dengan cara ini, kami berharap dapat menarik individu-individu hebat dari luar negeri,” kata Makiko Hamasaki.

Selain kafetaria, kini Universitas Miyazaki telah membuka Islamic Center di kampusnya. Tujuannya memungkinkan umat Islam dapat melaksanakan ibadah dan kegiatan agama lain di sana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement