Ahad 02 Oct 2022 06:15 WIB

Pemkab Malang Evakuasi 127 Korban Meninggal Akibat Kerusuhan Arema FC vs Persebaya

Kerusuhan Arema FC dan Persebaya di Malang akibatkan 127 meninggal dunia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Hafil
Pemkab Malang Evakuasi 127 Korban Meninggal Akibat Kerusuhan Arema FC vs Persebaya. Foto: Kerusuhan di Kanjuruhan Malang
Foto: Dok Istimewa
Pemkab Malang Evakuasi 127 Korban Meninggal Akibat Kerusuhan Arema FC vs Persebaya. Foto: Kerusuhan di Kanjuruhan Malang

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Sebanyak 127 orang meninggal akibat kerusuhan yang terjadi seusai pertandingan Arema FC Lawan Persebaya Surabaya. Jumlah ini terdiri atas 125 Aremania dan dua orang polisi berdasarkan data kepolisian setempat.

Atas kejadian ini, Bupati Malang, M. Sanusi menyampaikan turut berbela sungkawa dan berduka cita atas meninggalnya korban jiwa Aremania setelah pertandingan Arema FC menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Sabtu (1/10/2022) malam. Dia berharap musibah ini menjadi yang terakhir di persepakbolaan Indonesia. "Ini karena telah memakan korban banyak," kata Sanusi di Kabupaten Malang, Ahad (2/10/2022).

Baca Juga

Sanusi memastikan pihaknya akan terus melakukan evakuasi terhadap korban. Untuk korban yang masih bisa diselamatkan, juga akan lakukan penanganan dari tim medis.

Pemkab Malang sendiri masih menantikan jumlah pasti korban akibat kerusuhan. Sebab itu, Pemkab Malang melalui Dinas Kesehatan dan tim gabungan terus melakukan pendataan dan identifikasi terhadap seluruh korban yang ditangani di seluruh rumah sakit terdekat.

Sanusi juga meminta Dinas Kesehatan untuk menangani semua korban tanpa terkecuali. Semuanya harus ditangani dan pembiayaan akan ditanggung oleh Pemkab Malang.

Di samping itu, Pemkab Malang juga akan menyiapkan Command Center bagi keluarga korban yang belum menemui keluarganya atau belum teridentifikasi. Masyarakat bisa langsung menghubungi Command Center meliputi yang berada di Stadion Kanjuruhan, RSUD Kanjuruhan dan Wava Husada. 

Dengan adanya kasus ini, masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak melakukan tindakan anarkis serta tetap melakukan kegiatan seperti biasa. Upaya penyelamatan korban juga harus didahulukan, baik penyelamatan penanganan kesehatan bagi korban yang masih hidup atau selamat. "Serta bagi yang sudah meninggal dunia," kata dia menambahkan.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement