Kamis 06 Oct 2022 17:59 WIB

Ridwan Kamil Sebut Jabar Unggul dalam Investasi Hijau

Selain infrastruktur yang baik, Jabar juga memiliki potensi industri pendukung

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis daerahnya unggul dalam investasi hijau. Terutama, terkait energi terbarukan dan otomotif listrik yang saat ini mutlak diperlukan.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis daerahnya unggul dalam investasi hijau. Terutama, terkait energi terbarukan dan otomotif listrik yang saat ini mutlak diperlukan.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil optimistis daerahnya unggul dalam investasi hijau. Terutama, terkait energi terbarukan dan otomotif listrik yang saat ini mutlak diperlukan. 

Ridwan Kamil mengatakan, selain memiliki infrastruktur yang baik, Jawa Barat juga kaya akan potensi industri pendukung yang diperlukan untuk industri tersebut. Sebagai contoh industri kendaraan listrik membutuhkan komponen penunjang yang tidak dikerjakan oleh perusahaan berskala besar. Di Jabar, sudah terdapat produsen komponen tersebut yang dikerjakan berbagai pelaku UMKM.

Baca Juga

Sehingga,  tidak khawatir dengan sejumlah produsen otomotif yang berencana membangun pabrik di luar Jawa Barat. "Kami optimistis di Jawa Barat industri otomotif listrik dan energi terbarukan akan lebih unggul," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (6/10/2022).

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, pihaknya bersama Bank Indonesia menggelar West Java Investement Summit (WJIS) 2022. Tahun ini tema yang diusung 'Green Investment: Food Security and Renewable Energy - Securing The New Future.'

"Mengacu pada investasi hijau berkelanjutan berfokus pada ketahanan pangan serta transisi energi menuju energi baru dan terbarukan," katanya.

Terkait ketahanan pangan, kata Setiawan, mamaparkan kondisi sejumlah bahan pokok di Jawa Barat. Menurutnya, beras, daging ayam, jagung, cabai rawit, cabai merah, hingga bawang merah, ada pada kondisi surplus di mana ketersediaannya lebih besar dari pada kebutuhan.

"Sementara gula pasir, daging sapi, dan minyak sayur, juga pada kondisi aman dengan jumlah ketersediaan yang lebih banyak dari pada kebutuhan masyarakat," katanya.

Menurut Setiawan, ketahanan pangan di Jabar juga dipengaruhi sejumlah faktor seperti kondisi lahan dan topografi. Namun,  dia mengakui terdapat tantangan apalagi saat ini lahan pertanian berebut dengan pesatnya perkembangan industri dan perumahan. 

Kondisi ini, kata dia, ditambah mayoritas kepemilikan lahan dan ternak yang rendah. Sehingga pengembangan area budidaya menjadi terbatas.

Tema lainnya yang dibahas Setiawan pada helatan WJIS 2022, yakni terkait energi baru dan terbarukan (EBT). Setiawan Wangsaatmaja menuturkan porsi energi baru terbarukan di Jabar.

Total porsi energi di Jabar, kata dia, yakni 25,87 million tonne of oil equivalent (MTOE), dengan komposisi minyak 39,6 persen atau 7,93 MTOE, gas 25,8 persen 6,68 MTOE, batu bara 20,1 persen setara 5,21 MTOE, dan energi baru dan terbarukan sebanyak 23,4 persen atau sama dengan 6,06 MTOE.

Setiawan mengatakan, potensi energi baru dan terbarukan di Jabar, di antaranya tenaga angin 12.727 MW, tenaga air 3.508 MW, tenaga matahari 156.63 GWP, city waste biomass 470.82 MWE, industrial waste biomass 167.5 MWE, dan geothermal 5.956,80 MW. "Jawa Barat punya banyak gunung, tidak cuma gunung tapi juga laut, juga yang lainnya, Jabar memang lengkap," katanya. 

Setiawan merinci, di Jabar setidaknya sudah terdapat sekitar 72 micro hydro power plant, 144 solar power plant, sembilan geothermal power plant, dan 39 mini hydro power plant. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement