REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alergi kerap ditemukan telah mengganggu produktivitas penderitanya. Baik pada anak maupun orang dewasa, alergi bisa sangat mengganggu kenyamanan saat beraktivitas.
Dampak alergi bisa mulai dari ringan hingga berat. Akan tetapi bisakah sampai menyebabkan kematian?
Menurut Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD K-AI dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi Klinik, jika seperti pilek, batuk alergi, misalnya, tidak menyebabkan kematian. Hanya tentu akan mengganggu kualitas hidup, karena bersin-bersin, mata beler, nilai sekolah menjadi menurun.
“Tapi kalau pilek terus bisa jadi sinusitis harus ke THT dioperasi. Jadi cek alergi sedini mungkin, jangan sampai kronis, dikontrol dengan baik. Paling bahaya bisa tidak sadar atau pingsan,” kata Prof Iris dalam webinar#IncidalUntukPejuangAlergi di Jakarta, belum lama ini.
Untuk mencegah alergi menjadi kronik, pejuang alergi perlu mendeteksi dini atau sejak awal. Prof Iris mengingatkan agar tidak menganggap enteng alergi.
“Jangan pernah dianggap enteng, orang sering tidak sadar menganggap nanti jam 10 pagi hilang alerginya, jangan sampai alergi jadi kronis bahkan batuk asma sesak napas lebih tidak enak lagi,” lanjut dia.
Prof Iris mengatakan jangan sampai alergi menjadi kronis. Bilamana anafilaksis bisa menyebabkan kematian.
“Biasanya yang menyebabkan kematian kalau bengkak di mana-mana, takutnya menutup saluran napas, biasanya alergri obat, udang seafood, kalau kita tahu alergi jangan makan, siapkan anti histamin, kadang kita tidak sengaja di reatoran makan campuran yang memicu alergi,” kata Prof Iris.
Reaksi alergi terkadang berlebihan dan malah menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderitanya. Maka, manajemen alergi yang tepat sejak dini sangat dibutuhkan.
Salah satu yang penting adalah pemilihan obat yang tepat agar penderita dapat meredakan gejala dengan lebih cepat dan dapat kembali beraktivitas tanpa rasa khawatir. Pejuang alergi juga dapat meminimalisasi ketidaknyamanan alergi dengan obat pereda alergi yang bekerja dalam waktu 20 - 40 menit saja, seperti Incidal-OD®️ dari Bayer.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
