Selasa 11 Oct 2022 07:11 WIB

Pelajaran dari Rasulullah: Tidak Pernah Ingkari Janji

Setelah perjanjian Hudaibiyah, Nabi mampu membuka jalan menyebarkan Islam.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Pelajaran dari Rasulullah: Tidak Pernah Ingkari Janji
Foto: ist
Pelajaran dari Rasulullah: Tidak Pernah Ingkari Janji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kala itu, umat Muslim terhalang memasuki kota Makkah. Mereka kecewa dan harus menempuh perjalanan pulang ke Madinah karena tujuan mencapai Kota Suci tidak terpenuhi. Sebuah perjanjian damai yang ditandatangani dengan kaum Quraisy adalah hasil dari lebih dari dua pekan mereka tinggal di Al-Hudaybiyah, sekitar 14,5 kilometer di luar Makkah.

Perdamaian ini seharusnya berlangsung selama sepuluh tahun. Sangat sedikit umat Muslim yang mampu menerimanya tanpa mengalami perasaan gelisah. Namun, mereka menaruh kepercayaan kepada utusan Allah, Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga

Panggilan Damai Sepanjang Masa

Tidak pernah menjadi tujuan Islam untuk menaklukkan negara atau orang. Sejak dulu, Muslim memperbanyak pengikut melalui keyakinan.

 

Paksaan sebagai metode konversi tidak pernah digunakan oleh Muslim. Sejak Nabi mulai menyampaikan pesannya, para pendukung tidak pernah meminta apa pun selain dapat berbicara kepada orang-orang secara bebas dan menjelaskan prinsip dan sifat Islam.

Di Al-Hudaybiyah, Nabi melihat peluang tersebut. Setelah perjanjian damai, Nabi mampu membuka jalan baru untuk menyebarkan Islam di luar Arabia. Dia menulis kepada raja-raja dan penguasa semua negara bagian di sekitar Arabia atau yang berkuasa di ujung-ujung Jazirah Arab, memberitahu mereka tentang Islam dan menyeru mereka untuk mempercayainya.

Ini membuat Nabi dan pengikutnya bisa kembali lagi ke Masjidil Haram pada tahun berikutnya sehingga tujuan perjalanan mereka tidak sepenuhnya terhalang. Perang pasti akan membawa hasil yang jauh lebih buruk dan itu sangat dihindari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement