Senin 17 Oct 2022 15:52 WIB

Menkes: 77 Tahun Merdeka Indonesia Masih Kekurangan Dokter Spesialis

Menkes mengatakan jumlah kebutuhan dokter di Indonesia saat ini masih cukup banyak.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan jumlah kebutuhan dokter di Indonesia saat ini masih cukup banyak. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan jumlah kebutuhan dokter di Indonesia saat ini masih cukup banyak. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan jumlah kebutuhan dokter di Indonesia saat ini masih cukup banyak. Saat ini, banyak pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang belum mempunyai dokter apalagi dokter spesialis.

Budi mengatakan, jumlah dokter spesialis di Indonesia juga masih belum sesuai standar. "Banyak puskesmas kita belum punya dokter, apalagi dokter gigi. Rumah sakit itu ada standar dokter spesialis, sampai sekarang 77 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpenuhi itu, minimal standar dokter spesialis di semua rumah sakit kita," ujar Budi.

Baca Juga

Selain itu, kata Budi, penyebaran jumlah dokter juga belum merata di seluruh wilayah di Indonesia. Khususnya, dokter spesialis cenderung lebih banyak di kota-kota besar. "Kita beruntung tinggal di Jakarta, tapi saya kalau datang ke daerah-daerah, kasihan sekali ceritanya ibu-ibu dan anak anak di daerah karena memang akses ke yg dokternya sangat kurang," ujarnya.

Budi menjelaskan, dari kebutuhan 270 ribu dokter di Indonesia dengan standarnya WHO satu per 1000, saat ini baru ada 120 ribu dokter. Karena itu, Indonesia masih kekurangan sekitar 150 ribu dokter lagi.

Sedangkan, produksi dokter di Indonesia berjumlah 12 ribu setahun. Karena itu, dalam enam fokus transformasi di bidang kesehatan, Pemerintah menargetkan transformasi di bidang SDM kesehatan.

"Jadi kalau kita tidak melakukan reformasi, selamanya ya anak-anak kita ibu-ibu kita terutama yang di pelosok-pelosok daerah tidak akan bisa mendapatkan layanan kesehatan yang minimal, tidak seperti yang kita ada di Jakarta. itu transformasi yang kelima," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement