Senin 17 Oct 2022 19:34 WIB

Bagaimana Mengendalikan Cinta pada Dunia?

Masalah muncul ketika kita menjadikan dunia sebagai tujuan dan bukan sarana.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi. Bagaimana Mengendalikan Cinta pada Dunia?
Foto: Pixabay
Ilustrasi. Bagaimana Mengendalikan Cinta pada Dunia?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang penulis buku The Islamic, Adult Coloring Book dan salah satu penulis The New Muslim’s Field Guide, Theresa Corbin menceritakan perjalanan hidupnya setelah kembali menerima Islam sebagai seorang mualaf sejak 2001. Theresa mengakui perjalanannya memeluk Islam di awal tahun 2000-an penuh dengan emosi yang menggelegak di dalam dirinya.

Suasana panas saat itu, membuat ia perlu memarkir mobilnya dan memastikan pintu terkunci. Ia mengambil beberapa langkah di panasnya aspal yang seolah akan mencair menuju toko dan menyadari tidak ada yang bisa mencukupi kebutuhan dirinya saat itu

Baca Juga

Kemudian ia mengambil beberapa langkah lagi ke dalam pendingin udara yang sejuk di suatu tempat yang tidak memberikan jawaban, tidak ada penghiburan. Ia ke tempat itu, tidak datang untuk membeli susu, telur, atau bahkan hiburan. Dan ia mengaku tidak tahu apa yang membuatnya datang untuk membeli barang tersebut.

"Saya berkendara ke tempat konsumerisme ini untuk membeli sesuatu yang tidak ada dengan uang yang tidak saya miliki," kata dia.

 

Pada saat ia berusia 18 tahun, dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup dia menyadari hal-hal yang paling kita butuhkan tidak dapat ditemukan di dunia. Ia menyadari bahwa C.S. Lewis telah menemukan beberapa kebenaran ketika dia menulis, “Fakta bahwa hati kita merindukan sesuatu yang tidak dapat disediakan oleh Bumi adalah bukti bahwa Surga harus menjadi rumah kita”.

“Kata dunia mencakup banyak hal tetapi secara umum berarti dunia fana, duniawi, berbeda dengan alam spiritual abadi di akhirat. Secara harfiah, kata dunya berarti 'lebih dekat' atau 'lebih rendah'," kata Corbin.

Dalam bahasa sehari-hari, Corbin menilai dunia adalah segala urusan atau kepemilikan duniawi. "Kita manusia memang mencintai dunia," ujar Corbin yang juga seorang keturunan Prancis-Kreol Amerika ini.

Ia menekankan, Islam tidak ada masalah dalam mencintai dunia. Bagaimanapun, itu adalah sarana untuk menopang hidup dan melanjutkan ibadah di muka bumi. "Bagaimanapun juga, ini adalah berkah bagi kita dan sarana bagi kita untuk bersyukur kepada Pencipta kita," kata kolumnis di CNN dan Washington Post ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement