Sabtu 22 Oct 2022 19:59 WIB

Reduksi Efek Perubahan Iklim dengan Sinergi Mitigasi dan Adaptasi

Perubahan iklim tidak hanya sekedar isu mitigasi namun juga adaptasi.

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Climate Change Center Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar diskusi “The Synergy of Climate Change Adaptation-Mitigation in Indonesia to Leverage Sustainable Climate Finance di Gedung CRCS ITB, Jumat (21/10/2022).
Foto: tangkapan layar
Climate Change Center Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar diskusi “The Synergy of Climate Change Adaptation-Mitigation in Indonesia to Leverage Sustainable Climate Finance di Gedung CRCS ITB, Jumat (21/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Perubahan iklim telah menjadi isu yang hangat diperbincangkan dunia, termasuk Indonesia. Imbas perubahan iklim dianggap bukan hanya memerlukan langkah pencegahan atau mitigasi namun juga adaptasi atau penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim. 

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Climate Change Center Institut Teknologi Bandung (CCC ITB), terdapat peluang besar dilakukannya penggabungan upaya mitigasi dan adaptasi dalam menghadapi perubahan iklim. Sinergi ini diwujudkan dengan penentuan lokasi dan sistem yang sama, sehingga efek kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan perubahan yang lebih besar. 

Baca Juga

Di Indonesia, sinergi ini belum secara eksplisit dinyatakan dalam instrumen regulasi, namun dalam prakteknya sudah dapat terlihat meski belum banyak. Namun bila dilihat dari peluang yang tersedia, upaya kolaboratif isu adaptasi dan mitigasi khususnya dalam perubahan iklim sudah ada sejak lama namun belum mendapatkan perhatian yang memadai dari para pemegang kebijakan. 

“Namun kebutuhan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim ini belum seimbang dengan alokasi pendanaan yang ada. Pendanaan dalam isu ini di Indonesia masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan tingkat global,” ungkap tim SNAPFI CCC ITB Dadang Hilman dalam Climate Change Center ITB International Webinar 2022, Jumat (21/10/2022). 

Untuk menyetarakan alokasi pendanaan proyek adaptasi, mitigasi maupun cross-cutting yang memadukan keduanya perlu didorong dengan adanya kebijakan eksplisit dari semua komponen serta aktor terkait. Dia menyarankan agar upaya sinergi dapat diterapkan di sektor energi berbasis lahan, termasuk mempertimbangkan adaptasi resiko perubahan iklim melalui proyek berbasis lahan (land-use). 

Manajer Pengelolaan perubahan Iklim PT PLN, Kamia Handayani menyetujui perlu adanya perhatian seimbang karena perubahan iklim tidak hanya sekedar isu mitigasi namun juga adaptasi. Dia menjelaskan, dalam konteks sektor energi, khususnya pemodelan sistem ketenagalistrikan, sangat rentan terhadap perubahan iklim, sehingga memerlukan pertimbangan aspek ketahanan atas dampak perubahan iklim.  

“Dampak perubahan iklim berpengaruh terhadap supply chain, seperti hujan deras, angin kencang, ombak laut tinggi, gelombang panas, kekeringan, kilat dan petir, udara hangat, air yang menghangat, dan tinggi muka air laut, dan ini sangat berpengaruh pada arus distribusi listrik,” jelas Kamia. 

Indonesia, kata dia, adalah negara yang pertumbuhan penggunaan listriknya berada di level 1,3 megawatt (MW)/jam/kapita/tahun. Level ini masih cukup jauh dibanding negara-negara maju yang telah mencapai 3MW/jam/kapita/tahun. Ini dikarenakan masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum mendapatkan akses listrik. 

Di sisi lain, komposisi sumber pasokan energi di Indonesia hingga 2050 terdiri dari 60-70 persen batu bara, 20 persen gas, dan sisanya dari energi terbarukan. Jika hanya didorong melalui langkah mitigasi, maka sumber pasokan pada 2050 hanya tersisa 47 persen dari batubara, 20 persen dari gas bumi, dan 33 persen dari renewable energy. 

 

“Dengan adanya sinergi mitigasi-adaptasi akan mengurangi terkurasnya sumber energi, karena adanya efisiensi natural gas dengan pemilihan alternatif pembangkit energi lain yakni angin dan matahari,” jelas Kamia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement