Senin 24 Oct 2022 18:37 WIB

Dua Pedagang Muslim India Diserang 50 Massa Hindu tanpa Alasan Berdasar

Serangan terhadap Muslim di India oleh massa Hindu konservatif kerap terjadi

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera India (Ilustrasi). Serangan terhadap Muslim di India oleh massa Hindu konservatif kerap terjadi
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi). Serangan terhadap Muslim di India oleh massa Hindu konservatif kerap terjadi

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU – Dua orang pria Muslim India, yang bekerja sebagai pedagang, mendapat perlakuan tidak baik dari massa Hindu. Citra India sebagai negara demokratis tercoreng dengan peritiwa ini.    

Kedua Muslim ini dilaporkan mendapat kekerasan dan aksi main hakim sendiri. Mereka diserang secara brutal oleh massa Hindu konservatif di negara bagian Karnataka. 

Baca Juga

Dilansir di Pakistan Observer, Senin (24/10/2022), dua korban yang merupakan pedagang kain ini bernama Rafeeq dan Ramizuddin. Mereka diserang secara brutal oleh hampir 50 massa di dekat Desa Kaniyooru di Puttur Taluk, menuduh mereka berkelakuan buruk terhadap wanita. 

Keluarga korban mengatakan mereka biasanya pergi dari desa ke desa untuk menjual pakaian. “Mereka bertukar kata ketika ada salah satu wanita membeli pakaian. Ini mengarah pada serangan ketika korban kembali ke rumah,” kata mereka. 

Sebelumnya telah diberitakan atas sejumlah aksi kekerasan yang diterima Muslim di India. Pihak berwenang di India juga disebut semakin sering menggunakan hukuman yang kejam dan kasar terhadap Muslim. 

Human Rights Watch menyebut tindakan ini dianggap telah melanggar hukum. Di beberapa negara bagian yang diperintah Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP), pihak berwenang menghancurkan rumah dan properti Muslim tanpa izin resmi. 

Pada awal bulan ini, beberapa pria Muslim bahkan dicambuk di depan umum karena dituduh mengganggu festival Hindu. “Pihak berwenang di beberapa negara bagian India melakukan kekerasan terhadap Muslim sebagai semacam hukuman ringan,” kata Direktur Asia Selatan Human Rights Watch, Meenakshi Ganguly. 

Dia menyebut pejabat yang secara terang-terangan mengabaikan aturan hukum, seolah-olah mengirimkan pesan kepada publik bahwa Muslim dapat didiskriminasi dan diserang. 

Pada 4 Oktober 2022, di distrik Kheda, negara bagian Gujarat, polisi menangkap 13 orang karena diduga melemparkan batu ke pesta tarian upacara 'garba' selama festival Hindu. 

Seorang petugas polisi dengan pakaian sipil dan mengenakan sarung pistol difilmkan di depan umum, mencambuk beberapa pria Muslim dengan tongkat, sementara petugas lainnya menahan orang-orang itu di tiang listrik. 

Dalam video yang ditayangkan dan bahkan dipuji di beberapa jaringan berita televisi pro-pemerintah, beberapa petugas polisi berseragam menyaksikan aksi cambuk dan memukul terdakwa dengan tongkat. Sementara kerumunan pria dan wanita yang ada bersorak dan bertepuk tangan. 

Baca juga: Pengakuan Mengharukan di Balik Islamnya Sang Diva Tere di Usia Dewasa

Polisi India lantas memerintahkan dilakukan penyelidikan, hanya setelah muncul banyak kritik di media sosial terhadap rekaman video tersebut. 

Dua hari sebelumnya pada 2 Oktober di distrik Mandsaur, negara bagian Madhya Pradesh, polisi mengajukan kasus percobaan pembunuhan dan kerusuhan terhadap 19 pria Muslim. Mereka dituduh melemparkan batu ke sebuah acara garba dan menahan tujuh dari mereka. 

Dua hari kemudian, tanpa izin resmi apa pun, pihak berwenang menghancurkan rumah tiga pria tersebut, mengklaim jika rumah-rumah tersebut dibangun secara ilegal.

 

Sumber: pakboserver

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement