Selasa 25 Oct 2022 17:37 WIB

Ridwan Kamil Ikuti Historical Walk Konferensi Internasional MPR

Para delegasi berjalan 50 meter mulai dari Hotel Savoy Homann hingga Gedung Merdeka

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti historical walk bersama para pimpinan lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syura dan nama sejenis, dari 50 negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti historical walk bersama para pimpinan lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syura dan nama sejenis, dari 50 negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti historical walk bersama para pimpinan lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syura dan nama sejenis, dari 50 negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Para delegasi berjalan sejauh 50 meter mulai dari depan Hotel Savoy Homann sampai Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (25/10/2022).  Momen bersejarah ini merupakan rangkaian sebelum pembukaan Konferensi Internasional MPR. 

Baca Juga

Historical walk menyegarkan spirit Bandung dengan Konferensi Asia Afrika (KAA), pada 67 tahun silam momen serupa pernah dilakukan para pemimpin dunia yang meyerukan perdamaian dunia dan kerja sama internasional. 

Semangat KAA itu lah yang menjadi salah satu alasan MPR RI berinisiatif mengundang para pimpinan MPR dunia dalam konferensi internasional di Bandung, 24-26 Oktober 2022.  "Saya berterima kasih sekali konferensi internasional MPR berkumpul di Bandung, Jawa Barat," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

 

Sementara menurut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, negara-negara OKI dan parlemennya dapat mengambil peran konstruktif dan kolaboratif untuk mengatasi berbagai gejolak tantangan global saat ini. 

Negara-negara OKI, kata dia, hingga kini merupakan kekuatan kolektif terbesar kedua di dunia setelah PBB.  "Selain itu, populasi umat Islam sudah mencapai dua miliar jiwa tersebar di 200 negara atau 25 persen dari populasi global," kata Bambang. 

Bambang berharap, parlemen negara-negara OKI mampu mengambil peran dalam potensi besar ini, khususnya memimpin upaya-upaya global dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, menciptakan kesejahteraan, dan mengatasi krisis iklim global.  "Peran kekuatan kolektif parlemen OKI ini akan semakin dirasakan ketika ada komitmen inklusif merangkul seluruh negara di dunia dan parlemennya," kata Bambang. 

Konferensi internasional MPR ini fokus membahas dinamika ekonomi global, konflik ketegangan negara dan perubahan iklim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement