Selasa 25 Oct 2022 19:24 WIB

Gedong Resik, Solusi Atasi Sampah di Kota Tasikmalaya

Program ini bentuk keseriusan dalam menciptakan pengelolaan lingkungan bersih.

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, meninjau stan Gedong Resik dalam kegiatan World Cleanup Day 2022 di Taman Kota Tasikmalaya, Selasa (25/10/2022).
Foto: bayu adji p
Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, meninjau stan Gedong Resik dalam kegiatan World Cleanup Day 2022 di Taman Kota Tasikmalaya, Selasa (25/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Sampah merupakan salah satu masalah ada di Kota Tasikmalaya. Sebagai daerah yang memiliki slogan Kota Resik, nyatanya Tasikmalaya belum dapat benar-benar melakukan pengolahan sampah dengan baik.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya terus berupaya untuk menangani masalah itu. Salah satunya dengan membuat program Gedong Resik (Gerakan Donasi Sampah dan Jelantah Ngarah Resik Kota Tasik) pada 22 Agustus 2022.

Baca Juga

Dalam peresmiannya ketika itu, Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, mengatakan, program itu merupakan bentuk keseriusan dalam menciptakan program pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan serta bermanfaat bagi masyarakat. Program itu diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk dapat menciptakan lingkungan yang bersih. "Kita belum dapat adipura lagi setelah tahun berapa itu dapat," kata dia, Selasa (25/10/2022).

Salah satu pengurus Gedong Resik, Dikin, mengatakan, program yang digagas Pemkot Tasikmalaya untuk ikut membangun fasilitas pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat. Konsepnya, masyarakat dapat mendonasikan sampah dan minyak jelantah kepada tim Gedong Resik. Hasil dari pengelolaan sampah itulah yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan fasilitas pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya.

Dengan konsep itu, pembangunan fasilitas pengelolaan sampah ke depannya tak hanya akan mengandalkan anggaran dari pemerintah. Lebih dari itu, hasil dari pengelolaan sampah juga dapat digunakan untuk menambah fasilitas.

Dalam dua bulan ini, Dikin mengatakan, pihaknya masih melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait keberadaan Gedong Resik. Pasalnya, masih banyak masyarakat di Kota Tasikmalaya yang belum mengetahui program itu.

"Kami sudah kenalkan kepada masyarakat, BUMN, BUMD, swasta, sekolah. Jadi yang selama ini mereka kerja sama dengan pihak ketiga bisa mendonasikan sampahnya kepada kami," kata dia.

Kendati demikian, sudah ada beberapa pihak yang mendonasikan sampahnya ke Gedong Resik. Beberapa waktu lalu, Gedong Resik mendapat donasi sampah kering sebuah perumahan dengan nilai rupiah sekitar Rp 870 ribu.

Dikin mengatakan, pihaknya berencana menyediakan tempat donasi di setiap kelurahan. Dengan begitu, masyarakat di masing-masing wilayah tak perlu pergi jauh ketika hendak mendonasikan sampahnya.

Ia menjelaskan, sampah yang dapat didonasikan adalah semua jenis sampah kering dan semua jenis minyak jelantah. Nantinya, tim dari Gedong Resik yang akan memilahnya.

"Semua bisa didonasikan. Jadi kami tidak melaksanakan transaksi jual beli seperti bank sampah, yang hanya membayar sampah dengan nilai ekonmi. Kami tarik semua jenis sampah," kata dia.

Menurut dia, uang hasil pengelolaan sampah donasi itu akan dititipkan di Baznas sebagai infak terikat. Hasil infak itu nantinya akan dihibahkan melalui Baznas dalam bentuk fasilitas pengelolaan sampah kepada masyarakat di wilayah yang mendonasikan sampah paling banyak.

"Jadi ke depan mereka bisa mengelola sampahnya sendiri," kata lelaki yang juga merupakan Katua Umum Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Deni Diyana, mengatakan, kesadaran masyarakat untuk mengelola masih rendah. Padahal, sampah merupakan tanggung jawab bersama. "Masyarakat harus sadar bahwa sampah yang dihasilkan setiap hari itu merupakan tanggung jawabnya juga," kata dia.

Menurut dia, mengelola sampah tak selalu harus dilakukan dengan hal yang sulit. Apalagi, saat ini pihaknya telah memiliki program Gedong Resik, di mana masyarakat dapat mendonasikan sampah dengan cara sederhana.

Deni menyebutkan, saat ini produksi sampah di Kota Tasikmalaya dalam sehari bisa mencapai 300 ton. Namun, volume sampah yang dapat tertangani dengan baik baru 200 ton per hari."Sisanya belum tertangani maksimal. Karena tanpa ada pengurangan, TPA akan penuh," kata dia.

Karena itu, Deni mengatakan, pada tahun depan pihaknya akan melakukan upaya door to door untuk mengajak masyarakat agar mau mengelola sampahnya. Salah satunya salah satunya melalui Gedong Resik atau bank sampah lainnya."Tahun depan juga diharapkan ada 69 bank sampah. Jadi setiap kelurahan punya satu. Kalau saat ini baru ada 50 bank sampah," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement