Rabu 26 Oct 2022 06:10 WIB

Din Syamsuddin: Saatnya Umat Lintas Agama Bangun Peradaban Baru

Pandemi Covid-19 merupakan kejadian luar biasa yang perlu dijadikan pelajaran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Fernan Rahadi
Prof Din Syamsuddin
Foto: IST
Prof Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations, Prof Din Syamsuddin menyatakan bahwa telah tiba saatnya umat lintas agama bekerja sama membangun peradaban dunia baru pasca pandemi. Hal itu dikatakan Din Syamsuddin dalam pidatonya pada Konferensi Internasional Komunitas Sant'Egidio di Roma, Italia, Selasa (25/10/2022).

Pada awal pidatonya pada sesi tentang Pelajaran dari Pandemi (Lessons from the Pandemic), Prof Din mengatakan, pandemi adalah bentuk musibah yang merupakan takdir Ilahi tapi merupakan akibat ulah insani. Dia pun mengutip ayat Alquran Surat Ar-Rum Ayat 41, "Telah nyata kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia, maka Allah SWT akan merasakan sedikit dari apa yg mereka perbuatkan agar mereka kembali."

Menurut Prof Din, pandemi Covid-19 merupakan kejadian luar biasa yang perlu dijadikan pelajaran. Untuk itu, kata dia, umat berbagai agama harus mengambil hikmah dari musibah tersebut, yaitu membangun solidaritas atas dasar persaudaraan kemanusiaan.

Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini menuturkan, kolaborasi lintas agama adalah suatu keniscayaan. Karena, menurut dia, tidak ada satu kelompok agama yang bisa mengatasi masalah sendiri, tapi harus dalam bentuk kerja sama. 

 

Kolaborasi Lintas Agama, menurut mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini, tidak berarti mencampuradukkan keyakinan agama-agama, tapi kolaborasi mengambil bentuk kerja sama kemanusiaan. Sejatinya, kata dia, agama diturunkan untuk umat manusia dan kemanusiaan.

Menurut Prof Din, kolaborasi lintas agama bukanlah hal baru. Umat berbagai agama sudah banyak bekerja sama, seperti di Indonesia Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) sudah sering bekerja sama dengan Catholic Relief Service, World Vision (Protestan), Buddha Tzechi, dan lain-lain, khususnya dalam penanggulangi bencana alam.

"Kini saatnya, umat berbagai agama perlu mengembangkan kerja sama dalam menanggulangi akibat pandemi, dan membangun peradaban dunia baru pasca pandemi," ujar Chairman of World Peace Forum (Forum Perdamaian Dunia) ini dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (25/10/2022).

Konferensi tahunan ini mengangkat tema The Cry for Peace/Il Grido della Pace (Jeritan untuk Perdamaian) dihadiri 300 peserta dari berbagai agama dari banyak negara, dan ribuan pengembira anggoat Komunitas Sant'Egidio dari berbagai negara. Dari Indonesia juga turut hadir Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH  Marsudi Masyhudi.

Acara pembukaan yang berlangsung di La Nuvola atau Rome Convention Centre juga dihadiri Presiden Italia Sergio Mattarella dan Presiden Perancis Emmanuel Macron, serta Sekjen Liga Muslim Sedunia, Muhammad Abdul Karim Al-Isa. Kedua presiden juga menyampaikan bahwa agama sangat diperlukan pada masa sekarang ini, khususnya pada masa pasca pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement