Rabu 26 Oct 2022 12:35 WIB

JIC Gelar Seminar Internasional Tolak Islamophobia Melalui Konsep Wasatiyyah

Tugas Muslim untuk membela keberadaan Islam, tanpa melupakan cinta pada Tanah Air.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Jakarta Islamic Centre (JIC) menggelar seminar internasional dengan topik
Foto: REPUBLIKA/DARMAWAN
Jakarta Islamic Centre (JIC) menggelar seminar internasional dengan topik "Menolak Islamophobia Melalui Konsep Islam Al-Wasathiyyah". (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta Islamic Centre (JIC) menggelar seminar internasional dengan topik "Menolak Islamophobia Melalui Konsep Islam Al-Wasathiyyah". Kepala PPPIJ/ JIC M Subkhi menyebut menjadi tugas Muslim untuk membela keberadaan Islam, tanpa melupakan cinta pada Tanah Air.

"Membela Islam bukan berarti mengabaikan sikap menghormati dan toleransi pada umat beragama lainnya. Kita adalah warga masyarakat bangsa Indonesia yang hidup di bawah naungan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945, diikat oleh NKRI. Kita juga memiliki kewajiban menjaga harmoni, keseimbangan dan keberlangsungan bangsa Indonesia yang majemuk," ujar dia saat membuka seminar, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga

Ia menyebut salah satu misi umat Islam sebagai komponen penggerak, atau istilahnya adalah dai dan daiyah, adalah membela keberadaan Islam. Hal ini merupakan tugas dan kewajiban yang tidak bisa terpisahkan, melekat dalam diri setiap hamba-Nya.

Meski demikian, membela ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya ditekankan bukan berarti menindas pihak lain. Karena itu, konsep wasathiyah atau moderasi beragama menjadi hal yang penting.

Dalam menjalankan kewajiban membela ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW, Subkhi menyebut harus mengikuti tata cara dan contoh yang telah diberikan oleh Rasul. Hal ini mengingat Rasulullah SAW merupakan sebaik-baiknya contoh.

"Rasul menghargai masyarakat di Madinah yang berbeda agama, suka, serta paham dengan beliau. Toleransi dan saling menghormati adalah bagian dari mempertahankan keislaman itu sendiri," lanjutnya.

Dalam praktik di lapangan, ia juga menyebut kerap menghadapi dinamika yang terlalu kanan atau kiri. Karena itu, konsep wasathiyah diharapkan menjadi solusi dalam menyelesaikan konflik-konflik internal, khususnya di Indonesia dan di belahan negara lain.

Lebih lanjut, Subkhi menyebut NKRI terlalu indah jika harus dikorbankan untuk kepentingan fanatisme buta. Islam juga mengajarkan cinta Tanah Air, sebagaimana Rasulullah SAW ketik berada di Madinah selalu berpikir kapan dan bagaimana caranya kembali ke Makkah, rindu dengan Kakbah dan tanah kelahirannya.

Oleh Allah SWT, Rasul pun diberi jalan untuk kembali ke Makkah dengan keadaan terbuka membawa risalah Islam. Karena itu, mencintai Tanah Air termasuk bagian dari tradisi sunnah yang ada pada diri Rasulullah SAW.

Terakhir, ia menyebut saat ini JIC masih dalam keadaan berduka akibat musibah yang terjadi beberapa waktu lalu. Namun, pihaknya tetap berusaha bertanggung jawab menyelesaikan program dan rencana yang sudah dibuat.

"Ini adalah bentuk tanggung jawab kami terhadap problematika umat, yang mudah-mudahan melahirkan solusi-solusi tambahan agar umat bersatu di bawah naungan Alquran dan sunnah Rasul, yang mempertahankan nasionalisme kecintaan terhadap Tanah Air, Pancasila dan UUD 1945," kata dia.

Kegiatan seminar internasional Menolak Islamophobia Melalui Konsep Islam Al-Wasathiyyah digelar secara daring dan luring, melalui akun Youtube JIC. Hadir mengisi acara adalah Grand Chairman of Darul Fatwa Australia Prof Dr Salim Alwan Al-Husayni, Ketua FKUB DKI Jakarta Prof Dr Dede Rosyada dan Pensyarah Kanan Universitas Sultan Zainal Abidin (UnisZA) Terengganu-Malaysia Dr Hanif Bin MD Lateh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement