Kamis 27 Oct 2022 13:10 WIB

Perwakilan Myanmar tak Hadir, Para Menlu ASEAN Bahas Krisis Myanmar

Myanmar tidak mengirimkan perwakilan non politik pada pertemuan para Menlu ASEAN

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara di Sekretariat ASEAN Jakarta, Kamis (27/10/2022)
Foto: Kemenlu RI
Pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara di Sekretariat ASEAN Jakarta, Kamis (27/10/2022)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para menteri luar negeri (Menlu) negara-negara Asia Tenggara melakukan pertemuan di Sekretariat ASEAN di Jakarta pada Kamis (27/10/2022). Pertemuan ini membahas proses perdamaian yang terhenti di Myanmar.

Pertemuan para menlu ASEAN di Jakarta tidak dihadiri oleh perwakilan Myanmar. Indonesia sebelumnya telah mengundang Myanmar untuk mengirimkan perwakilan non-politik nya pada pertemuan di Jakarta, namun junta tidak setuju. Para jenderal Myanmar memang telah dilarang dari pertemuan tingkat tinggi ASEAN sejak kudeta tahun lalu.

Baca Juga

Ketua ASEAN Kamboja mengatakan pembicaraan para menlu di Jakarta bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi tentang bagaimana mendorong proses perdamaian menjelang pertemuan puncak ASEAN bulan depan. Beberapa pekan terakhir dunia menyaksikan beberapa insiden paling berdarah di Myanmar, termasuk pengeboman penjara terbesar Myanmar dan serangan udara di Negara Bagian Kachin pada Ahad pekan lalu.

ASEAN memimpin upaya perdamaian sejak junta mengkudeta pemerintah Aung San Suu Kyi, namun junta tidak berbuat banyak untuk menghormati komitmennya dalam rencana perdamaian yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN. Lima poin konsensus termasuk penghentian segera kekerasan dan memulai dialog menuju kesepakatan damai, serta memungkinkan utusan ketua ASEAN untuk memfasilitasi mediasi dan bagi ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Junta Myanmar sebelumnya menyalahkan kurangnya kemajuan dalam mengimplementasikan rencana tersebut pada ketidakstabilan di negara itu dan tantangan pandemi. Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan belum membeberkan mendetail mengenai pembicaraan tersebut.

Namun sebuah sumber mengatakan, Jakarta berupaya memperkuat komitmen konsensus lima poin menjadi lebih jelas dan untuk memberikan mandat yang lebih kuat bagi utusan khusus ASEAN. Ada juga minat di antara beberapa anggota ASEAN untuk mencari negosiasi yang tenang dengan junta.

ASEAN telah lama memiliki kebijakan non-intervensi dalam urusan kedaulatan anggota. Kendati begitu beberapa negara telah menyerukan agar blok tersebut lebih berani dalam mengambil tindakan terhadap junta.

Diplomat utama AS untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink, pada Rabu menyebut situasi di Myanmar tragis. Menurutnya, menemukan cara menghadapi junta adalah prioritas utama untuk pertemuan Kamis di Jakarta.

Dia mengatakan AS, yang telah menjatuhkan sanksi pada kepemimpinan militer, akan mengambil langkah tambahan untuk menekan rezim. Namun ia  tidak menjelaskan lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement