Jumat 28 Oct 2022 17:00 WIB

UMM Resmikan CoE Pembimbing Individu Berkebutuhan Khusus

Ada tiga hal yang dilakukan pihaknya untuk menciptakan dunia yang inklusif.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Fakultas Psikologi (Fapsi) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meluncurkan pusat unggulan Pembimbing Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) di Malang, Jumat (28/10/2022).
Foto: Foto: Humas UMM
Fakultas Psikologi (Fapsi) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meluncurkan pusat unggulan Pembimbing Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) di Malang, Jumat (28/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Fakultas Psikologi (Fapsi) meluncurkan pusat unggulan Pembimbing Individu Berkebutuhan Khusus (IBK). Agenda yang dilaksanakan pada 28 Oktober 2022 ini turut mengundang berbagai sekolah dan pusat terapi IBK untuk menandatangani kerja sama. 

Dekan Fapsi UMM, Muhammad Salis yuniardi menjelaskan ada tiga hal yang dilakukan pihaknya untuk menciptakan dunia yang inklusif. Hal ini terutama bagi Individu Berkebutuhan Khusus (IBK) yang seharusnya mendapatkan hak dan kesempatan yang sama, serta penyesuaian kebutuhan. "Hal pertama yang Fapsi UMM upayakan adalah komitmen menjadi fakultas yang terbuka bagi siapapun," katanya.

Baca Juga

Fapsi UMM sudah berkomitmen dalam pendidikan inklusif sejak 2007. Oleh karena itu, pihaknya siap menerima mahasiswa yang berkebutuhan khusus. Tahun ini ada masing-masing dua mahasiswa Autism Spektrum Disorder dan dua mahasiswa tuna daksa. Untuk tahun depan, Fapsi akan memprioritaskan IBK agar bisa masuk dan diterima di fakultasnya.

Langkah kedua, Fapsi UMM mengupayakan pembimbing IBK yang baik. Salah satunya melalui pengajuan sertifikasi ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) terkait pembimbing IBK yang sudah disetujui. 

Hal ini juga berefek pada hal yang ketiga yakni pendirian CoE pembimbing IBK. Dalam program ini, mahasiswa dan alumni tidak hanya diberikan keterampilan untuk mendampingi IBK tetapi juga merancang dan mengatur program bagi IBK. Begitu juga dengan kemampuan mendirikan pusat terapi.

Salah satu mitra, Kepala SDN 1 Junrejo Sri Winarti menilai program ini merupakan inovasi yang bagus terutama bagi teman-teman yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan adanya CoE tersebut, akan muncul banyak sumber daya manusia (SDM) yang bisa membantu menciptakan dunia yang inklusif. "Apalagi SDM untuk mendampingi IBK akan bertahan tidak akan tergerus zaman dan digantikan oleh robot maupun teknologi," jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Republika, Jumat (28/10/2022).

Sementara itu, Rektor UMM Fauzan mengapresiasi CoE kedua yang sukses diluncurkan Fapsi UMM. Menurut dia, program ini memang dirancang untuk mendekatkan mahasiswa maupun alumni dengan kebutuhan di masyarakat dan industri. Apalagi melihat kenyataan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab menyiapkan SDM yang mumpuni. 

Dia berharap Fapsi mampu menjadi motor penggerak bagi CoE-CoE lain yang tersebar di masing-masing prodi UMM. Dengan begitu, akan lahir banyak pemuda penerus bangsa yang siap menghadapi beragam masalah dan tantangan di masyarakat serta masa depan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement