Jumat 28 Oct 2022 18:31 WIB

Teror di Kota Shiraz Belum Berhenti, Intelijen Garda Revolusi Iran Gagalkan Bom

Pemerintah Iran melakukan perburuan terhadap pelaku teror di Kota Shiraz

Rep: Lintar Satria, Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
 Pasukan Garda Revolusi Iran. Pemerintah Iran melakukan perburuan terhadap pelaku teror di Kota Shiraz
Foto: AP/Vahid Salemi
Pasukan Garda Revolusi Iran. Pemerintah Iran melakukan perburuan terhadap pelaku teror di Kota Shiraz

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Kantor berita Sepah melaporkan unit intelijen Garda Revolusi Iran gagal serangan bom di Kota Shiraz. Dua hari setelah penembakan mematikan di Masjid Shah Cheragh di Shiraz.       

"Pengeboman di (pemukiman) Mo'ali Abad di Shiraz terdeteksi dan digagalkan intelijen Garda Revolusi," kata kantor berita Sepah, Jumat (28/10/2022).

Baca Juga

Sebelumnya dilaporkan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, mengatakan negaranya tidak akan membiarkan serangan ke Masjid Syiah di kota Shiraz dibiarkan tanpa respons tegas. 

Dia menekankan, Iran tidak akan membiarkan aksi teror mempermainkan keamanan dan kepentingan nasional.

"Kami tentu tidak akan membiarkan keamanan dan kepentingan nasional Iran dipermainkan oleh teroris serta campur tangan asing yang mengklaim membela hak asasi manusia," kata Amirabdollahian dalam sebuah pernyataan yang disiarkan media pemerintah, Kamis (27/10/2022). 

Menurut dia, serangan ke Masjid Syiah Shah Cheragh di Kota Shiraz membuat niat jahat dari para pendukung teror dan kekerasan di Iran gamblang terlihat. 

“Ada informasi yang dapat dipercaya bahwa musuh telah menyusun proyek berlapis-lapis untuk membuat Iran tidak aman,” ujarnya.

Amirabdollahian tak mengungkap secara eksplisit tentang siapa yang dimaksudnya dengan "musuh". 

Terlepas dari pernyataan Amirabdollahian, kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bersenjata ke Masjid Shah Cheragh yang menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 40 lainnya, Rabu (26/10/2022).

Lewat saluran Telegram resminya, ISIS mengatakan, serangan ke Masjid Shah Cheragh dilakukan tiga anggotanya. “Membunuh sedikitnya 20 warga Syiah dan melukai puluhan lainnya,” kata ISIS.    

Serangan terjadi ketika pasukan keamanan di tempat lain bentrok dengan pengunjuk rasa yang menandai 40 hari sejak kematian Mahsa Amini. 

Laporan awal tentang serangan itu memberikan keterangan yang berbeda-beda. Kepala polisi setempat mengatakan ada satu penyerang, yang telah ditangkap, sementara kantor berita Iran, IRNA, mengatakan tiga orang terlibat. 

IRNA menggambarkan mereka sebagai "teroris takfiri," sebuah label yang digunakan oleh para pejabat di Iran yang didominasi Muslim Syiah untuk merujuk pada kelompok-kelompok ekstremis bersenjata garis keras. 

Nournews, yang berafiliasi dengan badan keamanan utama Iran, mengatakan mereka bukan warga negara Iran. 

Para penyerang berada di dalam mobil dan menembak para peziarah dan staf di pintu masuk Masjid Shah Cheragh. 

Hal ini disampaikan saksi mata yang dikutip IRNA, yang dilansir Daily Sabah, Kamis (27/10/2022). Polisi menangkap dua dari tiga peneror dan sedang mencari yang ketiga. 

Kantor berita semi-resmi Tasnim mengatakan beberapa wanita dan anak-anak termasuk di antara yang meninggal. 

Serangan itu terjadi pada hari yang sama ketika pasukan keamanan Iran menembaki pelayat yang berkumpul di kampung halaman Amini di Saqez, Kurdi, menurut seorang saksi mata. 

"Polisi anti huru hara menembak pelayat yang berkumpul di pemakaman untuk upacara peringatan Amini. Lusinan telah ditangkap," kata saksi itu. Pihak berwenang Iran tidak tersedia untuk berkomentar.           

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement