Senin 31 Oct 2022 05:05 WIB

100 Orang Tewas Dalam Bom Mobil di Somalia

Bom mobil Somalia tewaskan 100 orang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
 Serangan bom mobil di dekat istana kepresidenan, di Mogadishu, Somalia, Rabu (8/1). Somalia kembali diguncang bom mobil dengan target kontraktor jalan asal Turki, Sabtu (18/1).
Foto: AP
Serangan bom mobil di dekat istana kepresidenan, di Mogadishu, Somalia, Rabu (8/1). Somalia kembali diguncang bom mobil dengan target kontraktor jalan asal Turki, Sabtu (18/1).

IHRAM.CO.ID, MOGADISHU -- Presiden Somalia, Hassan Sheikh Mohamud, mengatakan, sedikitnya 100 orang tewas dan lebih dari 300 lainnya terluka dalam dua pemboman mobil pada Sabtu (29/10/2022) di persimpangan sibuk di ibu kota. Ini adalah serangan paling mematikan di Somalia sejak pemboman truk di tempat yang sama terjadi lima tahun lalu, dan menewaskan lebih dari 500 orang.

“Kami meminta mitra internasional dan Muslim di seluruh dunia untuk mengirim dokter ke sini, karena kami tidak dapat mengirim semua korban ke luar negeri untuk perawatan,” kata Sheikh Mohamud.

Baca Juga

Kelompok ekstremis al-Shabab yang berafiliasi dengan Alqaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil itu. Mereka mengaku menargetkan Kementerian Pendidikan. Mereka mengklaim Kementerian Pendidikan adalah "basis musuh" yang menerima dukungan dari negara-negara non-Muslim dan berkomitmen untuk mengeluarkan anak-anak Somalia dari agama Islam.

Al-Shabab biasanya tidak membuat klaim tanggung jawab ketika sejumlah besar warga sipil terbunuh, seperti dalam ledakan pada 2017. Kelompok ini geram dengan serangan baru profil tinggi oleh pemerintah yang bertujuan untuk menutup jaringan keuangannya.  Kelompok al-Shabab berkomitmen untuk berperang sampai Somalia diperintah oleh hukum Islam, dan meminta warga sipil untuk menjauh dari wilayah pemerintah.

Serangan di Mogadishu terjadi ketika presiden, perdana menteri dan pejabat senior lainnya bertemu untuk membahas upaya memerangi ekstremisme dan kekerasan, terutama al-Shabab.  Para ekstremis telah menanggapi serangan tersebut dengan membunuh para pemimpin klan terkemuka dalam upaya nyata untuk menghalangi dukungan akar rumput.

Serangan bom mobil ini membuat  responden pertama di Somalia kewalahan. Somalia merupakan salah satu negara dengan sistem kesehatan terlemah di dunia setelah konflik selama beberapa dekade. Keluarga korban memenuhi rumah sakit untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang anggota keluarga mereka. Salah satunya

Halima Duwane yang mencari pamannya, Abdullahi Jama.  

"Kami tidak tahu apakah dia hidup atau mati, tetapi terakhir kali kami berkomunikasi dia ada di sekitar sini," kata Duwane sambil menangis.

Sejumlah saksi mata tercengang atas peristiwa itu. Seorang saksi mata, Abdirazak Hassan mengatakan, ledakan pertama menghantam tembok perimeter Kementerian Pendidikan, yang menjadi tempat pedagang kaki lima dan penukaran uang. Dia mengatakan, setelah ledakan banyak jenazah yang bergelimpangan di jalanan.

 

"Saya tidak bisa menghitung mayat, karena (jumlah) korban jiwa sangat banyak," ujar Hassan.

 Seorang wartawan Associated Press di tempat kejadian mengatakan, ledakan kedua terjadi di depan sebuah restoran yang ramai saat jam makan siang.  Ledakan menghancurkan tuk-tuk dan kendaraan lain di area restoran dan hotel.

 Sindikat Jurnalis Somalia yang mengutip rekan-rekan dan polisi menyatakan, satu wartawan tewas. Sementara dua lainnya terluka oleh ledakan kedua saat bergegas meliput ke lokasi ledakan pertama.  Layanan ambulan, Aamin menyatakan, ledakan kedua menghancurkan salah satu kendaraan yang meresponsnya.

 Tidak diketahui bagaimana kendaraan yang sarat dengan bahan peledak berhasil mencapai lokasi penting di Mogadishu. Lokasi ini penuh dengan pos pemeriksaan dan kerap waspada terhadap serangan.

 Amerika Serikat  menggambarkan al-Shabab sebagai salah satu afiliasi Alqaeda paling mematikan. Amerika Serikat menargetkan kelompok itu dengan sejumlah serangan udara dalam beberapa tahun terakhir.  Ratusan personel militer AS telah dipulangkan setelah mantan Presiden Donald Trump menarik mereka. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement