Senin 31 Oct 2022 19:27 WIB

MUI Berharap Pesantren Jadi Pusat Literasi Islam Wasathiyah

Islam wasathiyah diharap berkembang di pesantren.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
MUI Berharap Pesantren Jadi Pusat Literasi Islam Wasathiyah. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: SYAIFUL ARIF/ANTARA FOTO
MUI Berharap Pesantren Jadi Pusat Literasi Islam Wasathiyah. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Arif Fahruddin berharap, pondok pesantren di Indonesia bisa menjadi pusat literasi Islam wasathiyah atau Islam moderat. Karena, menurut dia, banyak karya-karya para ulama yang terdapat di pesantren.

“Pesantren memang sudah selayaknya menjadi pusat literasi Islam Wasathiyah atau pusat literasi konten keislaman,” ujar Kiai Arif saat menjadi pembicara dalam seminar yang digelar secara hybrid di Pondok Pesantren Al Wathoniyah Pusat Jakarta, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (31/10/2022).

Baca Juga

Pimpinan Pesantren Al-Wathoniyah Pusat ini menjelaskan, para ulama yang memiliki basis pesantren sangat banyak memiliki karya, seperti Syekh Nawawi al-Bantani maupun Syekh Syekh Mahfudz at-Tarmasi. Karena itu, menurut dia, sudah saatnya pesantren menjadi pusat literasi konten keislaman.

Jika tidak seperti itu, lanjut dia, maka ruang-ruang kosong di media sosial akan diisi dengan konten-konten yang tidak benar. “Kalau masyarakat yang wasathiyah atau masyarkaat yang waras atau masyarakat yang benar itu diam, maka ruang-ruang kosong yang ada di media sosial, di buku dan lain-lain itu akan diisi oleh narasi-narasi yang tidak benar,” ucap Kiai Arif.

MUI sendiri telah mendirikan Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman (LPBKI) sejak 2015 silam. Menurut Kiai Arif, saat ini LPBKI MUI juga harus menjadikan pesantren dan ormas Islam sebagai mitra strategis untuk mengarusutamakan Islam Wasathiyah.

“Pondok pesantren dan ormas Islam harus menjadi mitra starategis Lembaga Pentashih agar mengarusutamakan narasi keislaman yang wasathiyah, narasi-narasi keislaman yang memperkuat bangunan nasionalisme,” kata dia.

Bahkan, Kiai Arif berharap kedepannya LPBKI MUI bisa membangun MoU atau nota kesepahaman dengan pondok pesantren dan ormas Islam. “Karena di sana lah gudang para pentashih, para kiai, para bu nyai yang mengetahui apa yang di belakang teks kitab-kitab kuning. Itulah yang dibutuhkan MUI,” jelas Kiai Arif.

“Kita berharap LPBKI sering rapat koordinasi dengan pondok-pondok pesantren untuk membuat pelatihan-pelatihan penulisan, narasi-narasi yang moderat, narasi-narasi yang dibutuhkan untuk penguatan NKRI,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement